"Saya juga."
"Lho! Tapi kenapa bapak menolak ini?"
"Maksud bapak apa sih? Saya tidak mengerti." --"Saya juga ingin lulus ujian."
"Ujian?"
"Ya. Saya saat ini juga lagi diuji."
"Saya belum mengerti."
"Penguji saya yang pertama adalah Allah. Penguji saya yang kedua adalah pimpinan saya, dan penguji saya yang ketiga adalah bapak sendiri."
Seketika, bapak itu pun pergi bersama amplop tebalnya meninggalkan Pak Indarto.
Banyak kisah menarik lainnya yang termaktub dalam buku ini. Kisah-kisah yang akan menjadi renungan serta tamparan bagi kita. Meski memiliki latar belakang pegawai negeri, hikmah dalam kisah ini dapat diterapkan dalam hal-hal di kehidupan ini.Â
Banyak ilmu yang dapat dipetik, serta kisah yang menjadi pertanyaan-pertanyaan kepada diri; mampukah saya seperti pribadi Pak In? Kedisiplinan, tanggung jawab, integritas, dan sebagainya. Meski tidak bisa semuanya, minimal setengah atau seperempat.
Sangat salut dengan pribadi beliau yang begitu komitmen. Bahkan untuk hal sekecil apa pun, beliau tetap berusaha menjaga. Beliau tidak pernah sedikit pun memanfaatkan jabatan atau kedudukan beliau sebagai guru, maupun abdi negara untuk kepentingan pribadi juga keluarga. Buku ini sangat layak baca dan menjadi perenungan, terlebih bagi para abdi negara.