Cinta tak ubah air di ladang yang tandus. merasuk ke jiwa yang haus.
Zulaikha begitu memahami arti cinta yang membuatnya nyaman. Allah telah dia cintai mengalahkan cintanya terhadap Nabi Yusf.
Saat Zulaikha iman, di hatinya hanya ada Allah hingga tak menyisakan terhadap yang lain.
Zulaikha menyendiri untuk beribadah. Hingga ketika diajak memadu kasih oleh Nabi Yusuf, Zulaikha menghindar. Zulaikha berkata, "Hai Yusuf, aku mencintaimu sebelum mengenal-Nya. Sekarang saya sudah mengenal-Nya. Tidak ada di hatiku kecuali-Nya."
Dengan cerdik Nabi Yusuf menjawab, "Saya diperintahkan Allah untuk memadu kasih kepadamu! Allah memberitahu kepadaku akan keluar darimu dua putra yang akan menjadi nabi."Â
Zulaikha dengan rona yang bercahaya berkata, "Jika Allah telah memerintahmu dan menjadikan aku sebagai jalan terhadap ketaatan kepada-Nya. Maka, saya pasrah."
Akhirnya mereka disatukan oleh ketulusan cinta dan jauh sekali dengan artian nafsu pada umumnya. Cinta itu hayat dan Allah itu pemberinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H