Ada tugas khusus dan penting Dedik Setiawan di Timnas Indonesia yang diberikan Shin Tae-yong sehingga selalu jadi starter di timnas.
Posisi Dedik Setiawan di Timnas Indonesia jadi tanda tanya besar bagi pecinta timnas. Pasalnya, secara statistik, sampai saat ini Dedik tidak memberikan kontribusi positif kepada timnas, yakni membuat banyak gol! Para pemain yang bukan penyerang justru yang mencetak gol.
Pada saat timnas Indonesia Timnas kalah, tak satu pun gol dibuat Dedik untuk memperkecil jarak kekalahan. Apalagi pada saat Timnas menang, tak ada sumbangan gol yang membanggakan tim.
Namun bagi Shin Tae-yong, Dedik Setiawan selalu lekat di hati karena sangat loyal dan disiplin mengerjakan intruksi Shin Tae-yong. Semua dilakukan sesuai target dan ekspetasi Shin Tae-yong. Hal ini tidak banyak diketahui publik sepakbola nasional.
Apa yang dilihat publik sebagai kegagalan Dedik, justru bagi Shin Tae-yong keberhasilan tugas Dedik. Hanya Dedik dan Shin tae-yong yang tahu capaian keberhasilan tugas.
Saat tembakan Dedik Setiawan membentur mistar gawang lawan, Shin Tae-yong tak mempermasalahkannya. Kalau perlu, tiang gawang itu yang dipersalahkan.
Saat Dedik Setiawan dianggap terlambat menyodok bola bebas di depan gawang lawan dari umpan matang rekaannya dalam Timnas Indonesia, maka yang dipersalahkan bisa saja si Pengumpan ; kenapa meng-create umpan bola terlalu cepat?
Konsep sepakbola Shin Tae-yong adalah kolektifitas tim, bukan "target man". Sistem "target man" terlalu mudah dibaca dan dipatahkan lawan. Begitu si targetman dikunci lawan, maka seluruh tim jadi "mati angin" .Â
Sebaliknya, konsep kolektifitas tim lebih sulit terbaca atau sulit dipatahkan.Â
Disisi lain, Shin Tae-yong melihat di Liga 1 Indonesia tidak ada striker lokal yang benar-benar  subur dan "mematikan" untuk direkrut jadi striker andalan di timnas. Lihat saja di daftar top skor, pemuncak pencetak gol merupakan para pemain asing, bukan pemain lokal.
Sementara upaya mendapatkan strikel hebat lewat naturalisasi di PSSI tidak bisa dilakukan cepat.
Dari kondisi semua itu, Shin Tae-yong memilih konsep lolektifitas dibandingkan sistem "target man" yang lebih mengandalkan satu atau dua striker sebagai pencetak gol.
Untuk  konsep kolektifitas  itu Shin Tae-yong mencari pemain depan yang tepat untuk memperlancar konsep tersebut. Didapatlah Dedik Setiawan yang kuat dalam berlari dan berduel, ngotot, stamina bagus, punya jam terbang tinggi dalam kompetisi, serta kuat mental saat dibawah tekanan.
Dalam strategi koletifitas, semua pemain berpotensi sebagai penyerang dan mencetak gol. Jangan heran, pemain belakang seperti Elkan Bagot, Â Pratama Arhan, Â Witan Sulaeman, dan Asnawi Mangkualam bisa leluasa mencetak gol.
Dedik Setiawan dihadirkan di lini depan untuk melakukan tipuan dan mengganggu pemain back lawan.Â
Dedik bertugas sebagai pemecah konsentrasi lawan, yakni berlari ke sana-kemari di dalam zona pertahanan lawan  untuk membuka ruang sehingga rekannya bisa melakukan penetrasi dan mencetak gol.Â
Cara Dedik berlari dan saat melakukan penetrasi sangat disukai Shin Tae-yong.
Semua mampu dilakukan Dedik Setiawan dengan sempurna laksana prajurit setia pada perintah komandan. Itulah sebabnya Dedik selalu di hati Shin Tae-yong. Â
Demikianlah halu ini. Kalau benar, aku sih rapopo...
----
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H