Dari kondisi semua itu, Shin Tae-yong memilih konsep lolektifitas dibandingkan sistem "target man" yang lebih mengandalkan satu atau dua striker sebagai pencetak gol.
Untuk  konsep kolektifitas  itu Shin Tae-yong mencari pemain depan yang tepat untuk memperlancar konsep tersebut. Didapatlah Dedik Setiawan yang kuat dalam berlari dan berduel, ngotot, stamina bagus, punya jam terbang tinggi dalam kompetisi, serta kuat mental saat dibawah tekanan.
Dalam strategi koletifitas, semua pemain berpotensi sebagai penyerang dan mencetak gol. Jangan heran, pemain belakang seperti Elkan Bagot, Â Pratama Arhan, Â Witan Sulaeman, dan Asnawi Mangkualam bisa leluasa mencetak gol.
Dedik Setiawan dihadirkan di lini depan untuk melakukan tipuan dan mengganggu pemain back lawan.Â
Dedik bertugas sebagai pemecah konsentrasi lawan, yakni berlari ke sana-kemari di dalam zona pertahanan lawan  untuk membuka ruang sehingga rekannya bisa melakukan penetrasi dan mencetak gol.Â
Cara Dedik berlari dan saat melakukan penetrasi sangat disukai Shin Tae-yong.
Semua mampu dilakukan Dedik Setiawan dengan sempurna laksana prajurit setia pada perintah komandan. Itulah sebabnya Dedik selalu di hati Shin Tae-yong. Â
Demikianlah halu ini. Kalau benar, aku sih rapopo...
----
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H