Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pukulan Telak Timnas, Bendera Indonesia Tak Boleh Dikibarkan di Piala AFF

22 November 2021   12:50 Diperbarui: 22 November 2021   13:29 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Saat sepakbola Indonesia ingin membuat pembuktian di Piala AFF 2020 ini, justru sebelum bertanding Timnas Indonesia harus mendapatkan pukulan telak. Mentalitas pemain dihajar. Mereka bagai dikecilkan dan dikucilkan. Mereka tak bisa lagi menangis menatap tiang bendera saat menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum berlaga.

Inilah buntut dari sanksi yang diberikan Badan Antidoping Dunia atau WADA. Apakah ini akan jadi pertanda kegagalan total coach Shin Tae-yong?

Sebelumnya, WADA sudah memberikan pengaruh pada keputusan badan bulu tangkis dunia sehingga bendera Indonesia tidak berkibar pada Piala Uber dan Piala Thomas beberapa waktu lalu. Masih "untung" Indonesia merebut Piala Thomas dengan hasil gemilang, yakni mengalahkan superioritas China Tiongkok sehingga tidak adanya prosesi pengibaran Bendera Merah Putih Indonesia tak lagi dijadikan persoalan panjang di ruang publik.

Kali ini piala AFF 2020 akan menjalani hukuman atas rekomendasi WADA. Nuansanya berbeda dengan PBSI dan dunia bulutangkis Indonesia yang memang sudah pernah juara Piala Thomas, dan saat ini memiliki pemain-pemain yang sedang "on fire" di pentas dunia. 

Timnas Indonesia sama sekali belum pernah juara piala AFF. Timnas Indonesia sendiri sedang mencari bentuk. Ranking FIFA Timnas Indonesia terpuruk di kawasan ASEAN. Sementara pelatih Shin Tae-yong belum menunjukkan performa Timnas yang diinginkan--terutama ketika coach Shin Tae-yong bagai "panik dan ketakutan" memikul bebannya, dan kemudian mengambil jalan pintas meminta PSSI dan Kemenpora memanggil para pemain keturunan yang berkiprah di luar negeri. 

Padahal para pemain itu entah mengerti atau tidak dengan sepakbola Indonesia yang "khas" dan mereka mentas di sana bukan dari hasil olah kepelatihan Shin Tae-yong.

Tidak bisa berkibarnya bendera Indonesia di mata para pemain bisa menjadi pisau bermata dua. Bila beruntung akan dijadikan semangat pembuktian timnas Indonesia dengan permainan bagus sampai menjadi juara. Tapi bisa saja sebaliknya, mereka bagai bermain di klub tanpa beban besar, selain eksistensi diri. Bisa juga, kalau Timnas Indonesai gagal total, mereka tidak dibebani rasa bersalah yang besar. Nama Indonesia jadi tidak terlalu buruk.

Hukuman ini jadi pembelajaran yang sangat mahal sekaligus memalukan. Tapi bukan berarti kita harus membelinya demi gengsi.

Semoga Timnas Indonesia tetap berjaya di Piala AFF 2020, walau tanpa bendera Indonesia berkibar. Wajah sepakbola Indonesia bisa berseri di kawasan Asean. Kepercayaan diri bertambah, rangking FIFA naik sesuai agenda FIFA,  serta beragam agenda sepakbola internasional lainnya.

Kalau nanti Indonesia juara Piala AFF, aku sih rapopo...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun