Hal bernuansa sexy selalu mengundang keingintahuan banyak orang. Padahal lingkup dan obyek sensualitas tidak ada yang baru, namun memiliki banyak varian dalam sajiannya. (Pebrianov)
Selamat Minggu siang, salam sejahtera untuk kita semua. Semoga dilimpahkan kesehatan yang baik. Rezeki yang lancar, dan keceriaan yang paripurna.
Ijinkanlah saya di kesempatan ini menghaturkan banyak terimakasih ;
Pertama, kepada admin Kompasiana beserta seluruh kelengkapannya sehingga tulisan ini bisa tertayang dengan lancar, kuat dan tahan lama.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh Kompasianer dimanapun berada, yang dengan sukarela bersedia membaca artikel ini, dan yang kelak akan membacanya di kemudian hari.Â
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada para Kompasianer yang mungkin sebel atau kesal dengan tulisan ini, namun sempat meng-klik-kan sehingga terbaca sepintas. Semoga rasa kesal itu akan mendapatkan penghiburan yang layak dan setimpal di lain momentum.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada diri saya sendiri yang telah bersedia tanpa malu menuliskan artikel bersejarah ini. Sesuai pesan bijak "berterimakasihlah pada diri sendiri terlebih dahulu, sebelum orang lain mengucapkan terimakasih padamu" .
Pada kesempatan yang berharga ini, saya ingin menyampaikan rasa senang, gembira, rasa haru dan entah apalagi sebutannya ketika empat hormon saya bekerja secara baik di waktu yang relatif bersamaan.
Keempat hormon saya itu adalah ;
1. Dopamin, yakni hormon neurotransmitter (senyawa otak) yang berkaitan dengan penghargaan diri, seperti motivasi. Hormon ini membuat suasana hati kebahagiaan dan kesenangan diri. Selain itu juga berperan dalam penalaran, daya ingat, serta fungsi sistem motorik yang turut menjadikan artikel ini bisa saya tulis secara jelas, runtut, serta berani malu
2. Endorfin, yakni hormon pereda nyeri, dan sebenarnya sudah terkandung secara alami di dalam tubuh. Hormon ini membantu saya dalam meredakan gejala depresi, stres, dan kecemasan  tidak mendapatkan K.Rewards bulan ini, depresi karena gagal dapatkan label Artikel Utama--padahal sudah nulis mati-matian, dan lain-lain. Hormon Endorfin ini juga membantu meningkatkan harga diri (self-esteem) saya yang kini Pemalu dalam berkompasiana.
3. Oksitosin, yakni hormon cinta dan pencipta romantisitas saat saya jatuh cinta dan memadu cinta dengan Kimberly dan Jennifer, serta kepada para admin dan Kompasianers. Hormon ini juga juga terkait dengan sex, namun tidak akan saya tuliskan detail agar pembaca tidak "ngeces", heu heu heu...
4. Serotonin, yakni hormon yang mirip Dopamin, yang berperan mengatur suasana hati, mood, siklus tidur, nafsu makan, pencernaan, kemampuan bernalar, dan daya ingat. Tadi saya makan banyak. Masakan ikan mas panggang, nasi hangat, lalapan dan sambal tomat nikmatnya luar biasa. Bikin sejenak melupakan Jennifer dan Kimberly. Maafkan aku ya, say...
Keempat hormon itu bekerja bahu membahu secara simultan, sehingga membuat  saya begitu gembira dan terharu, karena artikel saya berjudul ; "Senangnya Aku Mendapatkan Follower yang Sexy dan Menggoda"  (sila klik tulisan itu) yang masuk secara bersamaan dalam "Kolom Terpopuler" dan Kolom "Nilai Tertinggi" di Kompasiana, pada hari Minggu 10 Oktober 2021.
Sebelumnya, saya sangat jarang bisa masuk ke kolom "Nilai Tertinggi". Namun kali ini bisa bersamaan masuk ke "Kolom Terpopuler".
Hal tersebut sebuah kejadian langka dalam karir berkompasiana saya beberapa waktu belakangan ini.
Selain itu, bahagia saya karena Felix Tani dan "Acek" Rudy Gunawan tidak bisa seperti saya di Minggu ini. Bukan apa-apa, Felix Tani sempat bikin sebel karena menulis soal "larangan" merokok dari sudut padang Budaya.Â
Sudut pandang ini sangat rahasia. Dari dulu saya kuatirkan lolos keluar, dan jangan sampai diulas dan dipublis secara meluas karena berpotensi merugikan para perokok aktif dan militan seperti saya ini. Perokok akan kehilangan kenikmatan dan previlage-nya yang selama ini bagaikan sorga.
Felix Tani telah membocorkannya. Saya kuatir masyarakat luas tersadar, lalu para otoritas wilayah akan membuat keputusan berbasis budaya--yang merugikan para perokok aktif dan militan. Sebel deh, ahh iih !
Sementara "Acek" Rudy Gunawan bikin saya senang melihatnya mati angin dan tak berdaya saat didatangi teman-teman Kimberly dan Jennifer. Padahal Acek Rudi menobatkan dirinya pendekar Kamasutra!Â
Salah satu kebahagiaan saya adalah melihat penderitaan dan ketidakberdayaan Acek "Rudi Gunawan di tengah berlimpahnya kekayaan sumber nikmat Khamasutra saat ini di Kompasiana.
Atas semua hormon kebahagiaan yang bekerja sangat baik, maka secara khusus saya ucapkan terimakasih tak terhingga kepada Kompasianer Kimberly dan Jennifer yang telah hadir di akun saya, membuat saya jadi kreatif menulis dua artikel yang bisa meraup cukup banyak pembaca. Konsekuensi logisnya, saya bisa mendapatkan K.Rewards bulan depan.
Untuk terimakasih saya pada Kimberly dan Jennifer, saya utamakan hasil kerja Hormon Oksitosin yang kental ranah seksualitas dan sensualitas. Hormon inilah yang sesuai penawaran yang tertera di profile Kimberly dan Jennifer.
Namun saya mohon maaf pada Kimberly dan Jennifer bahwa proposal kalian belum bisa saya tindak lanjuti karena sok sibuk saya menulis Timnas Indonesia bersama coach Shin Tae-yong yang akan bertanding di leg kedua lawan China Taipeh beberapa hari lagi.
Selain itu soal Ronaldo di  MU, serta nasib Leonel Messi di PSG. Disamping itu juga pernak pernik internal klub Juventus yang sedang kehilangan anu-nya perlu mendapatkan perhatian penuh dari saya.
Tanpa mengurangi rasa hormat atas jasa besar Kimberly dan Jennifer, serta peran admin Kompasiana beserta para Kompasianer yang membaca, mengklik serta yang akan membaca artikel ini dikemudian hari, ijinkanlah saya mengakhiri artikel ini.
Demikian surat terbuka ini saya sampaikan.
Dengan adanya Kimberly dan Jenifer, aku sih rapopo....
----Â
.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI