Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin ditangkap KPK. Peristiwa ini mungkin menjadi akhir tragis karir politiknya, yang justru sedang berada di puncak. Jabatan yang diembannya bukan sembarangan. Itu jabatan bergengsi.
Azis Syamsuddin politikus ulung Partai Golkar. Kaya pengalaman politik dan hukum. Usianya relatif muda, masih 51 tahun. Penampilan selalu rapi dan berwajah ganteng. Pembawaannya tenang, Â dan tampak cerdas di berbagai forum resmi.
Hal yang membuatnya ditangkap KPK termasuk perkara"receh" dan "klasik", yakni dugaan pemberian hadiah kepada penyidik KPK. Hal ini unik dan tidak biasa dibandingkan umumnya Anggota DPR RI yang terjerat kasus korupsi merupakan pihak penerima hadiah dari pihak lain.
Tampaknya Azis Syamsuddin anti-mainstream atau ingin beda. Dia tidak mau sama dengan para mantan koleganya, maka dibaliknya kebiasaan itu.
Memang sih, ihwal pemberian uang Azis Syamsuddin kepada penyidik KPK bermula dari kesaksian Bupati Lampung Tengah yang pernah memberikan hadiah "uang  jasa" kepada Azis Syamsudin atas upaya melakukan penambahan dana DAK untuk Kabupaten Lampung Tengah.
Selain itu, konon ada perkara receh lain akan menjeratnya, yakni memperkenalkan mantan Bupati Kertanegara Rita Widyasari yang berstatus Terdakwa kasus korupsi kepada seorang penyidik KPK yang bisa mengurus pengurangan aset milik Rita Widyasari yang disita KPK.
Ketika ditangkap KPK, Azis sedang berada di rumahnya. Dia tidak mau memenuhi pangggilan KPK karena mengaku sedang Isolasi Mandiri (Isoman). Tetapi KPK tidak sabaran, lalu pro- aktif menjemput Azis Sayamsuddin.Â
Tak lama setelah berada di kantor KPK, usai diperiksa, Azis Syamsuddin berstatus Tersangka dan ditahan.
Padahal Azis Syamsuddin berperan penting dalam seleksi ketua KPK tahun 2019 sewaktu menjabat ketua komisi III DPR RI yang berwenang soal seleksi KPK.  Jadi Azis Syamsuddin  sangat paham soal KPK.Â
Sebagai tokoh yang paham seluk beluk dan sepak terjang KPK, pemberian uang secara cash tidak seharusnya dilakukan di rumah dinas dan tidak lewat transfer dari rekening pribadi.Â
Selain itu, kalau sedang dicari aparat KPK dan mengaku Isolasi Mandiri (Isoman) maka pergilah ke tempat rahasia yang tidak bisa dilacak petugas KPK, demi "kesuksesan isolasi mandiri".Â
Menyampaikan kabar sedang Isolasi Mandiri terkait Covid19 sudah tepat untuk wasting time. Harapannya agar KPK tidak berani mendekat karena bisa tertular virus Covid19. Namun sayang, hal itu tidak dilakukan Azis Syamsuddin secara sistematis, militan dan ekspresif layaknya orang sakit seperti yang dilakukan Setya Novanto yang membuat jidatnya benjol sebesar bola tenis.
Penangkapan dirinya pertanda Azis Syamsuddin sedang apes. Upaya apapun akan percuma kalau sudah waktunya apes.
Ketika kemudian Azis Syamsuddin apes oleh KPK, aku sih rapopo...
---Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H