Daftar nama 36 pemain skuad TC Timnas Indonesia sudah diumumkan, mereka berasal dari klub Liga 1, serta satu orang dari Liga 2. Mayoritas berusia dibawah 23 tahun. Selebihnya pemain-pemain senior yang sudah malang melintang di Timnas Indonesia.Â
PSSI tidak ikut campur dalam pemilihan pemain. Kewenangan sepenuhnya ada pada coach Shin Tae-yong---dibantu para asisten tim pelatih. Â
Ini kabar baik. Namun konsekuensinya, tanggung jawab sepenuhnya ditangan Shin Tae-yong. Bila ada kegagalan terkait pemain, Shin Tae-yong tidak bisa menyalahkan PSSI. Sebaliknya PSSI pun tidak mau dipersalahkan.
Pemilihan pemain memunculkan kontroversi. Sejumlah pemain dipandang tidak tepat, apalagi mengingat waktu persiapan sangat pendek jelang laga dengan  Timnas Taiwan dalam play off Piala Asia 2023 bulan Oktober, dan agenda piala AFF bulan Desember sudah sangat dekat.Â
BACA : Tak Puas Timnas u18, Apa Sih Maunya Shin Tae-yong?
Dua pemain jadi sorotan, Â yakni ; Evan Dimas dan Adam Alis. Mereka tidak dalam kondisi fit. Tidak perform selama laga Liga1 sehingga tidak dipasang sebagai starter oleh Paul Munster, pelatihnya di klub Bayangkara FC.
Kritik  lainnya oleh Milomir Seslija, pelatih PSM Makasar. Ia menyorot pola latihan yang lebih mengutamakan fisik yang menjadikan pemain Timnas Indonesia seperti pemain Korea Selatan.
Menurut  Milomir Seslija, gaya permainan pemain Indonesia sangat khas, dan memiliki kebugaran bagus. Harusnya, Shin Tae-yong lah yang beradaptasi pada gaya pemain Indonesia, bukan menjadikan mereka seperti pemain Korea Selatan.Â
Aji  Santoso pelatih Persebaya Surabaya juga mengkritik soal latihan fisik yang menyebabkan pemain Persebaya yang masuk Timnas jadi cidera, dan tidak bugar akibat kelelahan.
Shin Tae-yong keras kepala. Dia memberikan jawaban pembelaan, dan tidak perduli terhadap semua kritik itu karena merasa sudah punya catatan pemain-pemain yang cocok dengan konsepnya.Â
Saat kondisi Evan Dimas dan Adam Alis tidak prima tetap saja dipanggil masuk timnas.
Pilihan dan alasan itu "bertolak belakang" dengan prinsip Shin Tae-yong sendiri!
Selama ini, Shin Tae-yong menginginkan para pemain Timnas memiliki stamina atau kekuatan fisik diatas rata-rata. Ini harga mati.Â
Baginya, percuma punya talenta bagus, tetapi kekuatan fisiknya rendah.
Para pemain di Timnas menjalani latihan fisik yang ketat. Ada program khusus fitnes terhadap mereka untuk memperkuat fisik.
Selain itu, Shin Tae-yong mengutamakan prinsip kolektifitas tim. Dia tidak mau tim tergantung pada satu-dua pemain bintang! Ketika masuk timnas, pemain bintang dan non-bintang dianggap sama.
Pemilihan Evan Dimnas dan Adam alis menunjukkan Shin Tae-yong tidak konsisten pada prinsip tersebut. Secara tidak langsung, dia sudah tergantung pada pemain Bintang.
Faktor ketidakbugaran dan tidak perform secara psikis sangat riskan bila mengingat laga play off kualifikasi Piala Asia dan agenda lainnya sudah dekat, sementara waktu persiapan sangat terbatas.Â
Harusnya kedua pemain itu tidak usah dipanggil. Jatah squad TC Timnas bisa diberikan kepada pemain lain yang lebih siap fisik dan mentalnya.
---Â
peb2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H