Dengan tutorial atau tips itu, para Kompasianer Pemalu bisa bertransformasi secara elegan, yakni ketika berada di ruang terbuka pengungkapan kekecewaan. Kalau di Israel, khususnya dalam komunitas Yahudi, terdapat Tembok Ratapan maka di Kompasiana juga tersedia tembok ratapan.
Tembok Ratapan Kompasiana termasuk ruang publik yang bersifat terbuka. Pada kondisi dan situasi terbuka tersebut, tidak semua Kompasianer Pemalu bisa langsung 'tune in' merayakan kekecewaannya. Ada yang kagok, kaku, masih termalu-malu kucing, dan sejenisnya sehingga bila tidak terkontrol saat dalam suasana kemaluannya maka  seterusnya Si Kompasianer akan malu tak terhingga, kemudian menjadi kemaluan abadi.
Adanya ke-kagok-an mereka bisa mengganggu dan mengurangi kekhusyukan para Kompasianer tak tahu malu atau Kompasianer berani malu yang sudah kapalan malu di tembok ratapan Kompasiana.
Selain itu potensi kekecewaan mereka di Kompasiana tidak bisa diekspresikan secara optimal. Â Hal ini sangat disayangkan karena mereka sudah terlanjur berada di ruang terbuka tembok ratapan Kompasiana.
Ada adigium ; "Kalau nanggung bisa pusing palak, beibeh". Jadi, dikuatirkan terjadi pusing palak  komunal pada Kompasianer pemalu yang dalam kondisi nanggung.
Diharapkan dengan adanya " Tips menghilangkan kekecewaan pada Kompasiana" Â bisa mencegah terjadinya hal-hal yang buruk terhadap Kompasiana dan para Kompasianer yang sedang bertransformasi, maupun Kompasianer baru yang akan meniti karir sebagai Kompasianer tak tahu malu.
---Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H