Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liga 1 Indonesia Masih Bisa Digagalkan dari Luar

29 Agustus 2021   14:26 Diperbarui: 29 Agustus 2021   22:57 1133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: bola.kompas.com

Liga 1 Indonesia belum lama dimulai, yakni hari Jumat, 27 Agustus 2021. Ini jadi catatan sejarah. Awal dari kehidupan kompetisi sepakbola nasional usai mati suri selama hampir 2 tahun.

Publik pecinta bola nasional menyambutnya dengan antusias. Ini akhir penantian panjang, setelah lama berpuasa menikmati kasta tertinggi kompetisi Indonesia akibat pandemi Corona yang belum kunjung usai.

Walau nama dan format pertandingan sudah berubah mengikuti dinamika bisnis dan kondisi global terkait pandemi, namun tak mengurangi kenikmatan kompetisi itu sendiri. 

Kini namanya BRI Liga 1 Indonesia, setelah pergantian sponsor utama dari Shopee ke Bank BRI. Jadi, BRI berhak mengajukan nama kompetisi sesuai cooporate image BRI di mata publik secara luas.

Format kompetisi pun diluar kebiasaan, namun sudah umum dilakukan di negara-negara lain di dunia. Ini sistem baru sebagai kenormalan baru kehidupan era pandemi.

sumber gambar : bola.com
sumber gambar : bola.com

Format kompetisi yang digunakan adalah bubble to bubble, dan tanpa kehadiran penonton/supporter di dalam dan sekitar stadion. Bubble awal digelar 3 pertandingan dalam rentang waktu 27-29 Agustus, kemudian dilakukan evaluasi terhadap jalannya pertandingan serta kondisi masyarakat pendukungnya, khususnya para supporter aktif.

Format bubble ini analog dengan seri dalam kompetisi yang panjang. Didalamnya termuat beberapa bubble, dan evaluasi yang menyertainya.

Format ini punya titik kritis terhadap keberlangsungan kompetisi, semuanya tergantung komitmen kedisiplinan semua pihak di kompetisi tersebut, baik pihak klub, pemain, panitia, dan khususnya para supporter fanatik setiap klub.

Kalau di internal klub dan panitia relatif mudah diurus karena ada sistem manajemen dan kontrol yang ketat. Tapi hal-hal di luar itu yang sulit, khususnya pada para supporter fanatik klub.

Walau mereka tidak datang langsung ke stadion, namun para supporter klub tersebar di ruang publik yang luas yang berpotensi menimbulkan kerumunan dari kegiatan nonton bareng siaran'live' di suatu tempat ketika klub kesayangannya bermain.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun