Situs plaform siapgrak. com sedang jadi sorotan beberapa Kompasianer. Pasalnya, tulisan mereka yang diposting di Kompasiana dijiplak mentah-mentah dan dimuat di situs tersebut tanpa minta ijin pada penulisnya. Sementara situs tersebut tenang-tenang saja dan mendapatkan iklan. Â
Penjiplakan nampaknya tak tebang pilih alias main hantam saja. Bayangkan, artikel tentang dinamika Kompasiana pun mereka jiplak dan dimuat di situsnya. Termasuk pengumuman K.Rewards pun mereka muat.
Ada juga artikel kurasi artikel-artikel populer di Kompasiana yang ditulis admin Kompasiana dimuat di situs itu. Artinya, situs itu tak cuma memangsa artikel Kompasianer, melainkan juga menjiplak dan memuat artikel para admin Kompasiana! Heu heu heu...
Saya termasuk korban. Banyak artikel saya yang diposting di Kompasiana juga bercokol di situs itu. Lucunya, ada beberapa artikel yang berkaitan dengan candaan saya terhadap admin Kompasiana dan sesama Kompasianer juga dimuat di situs tersebut.Â
Padahal candaan ini hanya untuk konsumsi internal Kompasiana. Kalau orang luar yang membaca mungkin bingung, atau justru jadi penasaran kemudian membuka Kompasiana. Who knows? Heu heu heu...
Kalau dipikir secara tawakal, tabah, penuh penghiburan, serta secara murni dan kosekuen, apa hubungannya dengan dinamika dalam situs itu? Heu heu heu...
Mungkin pengelola situs itu Bucin (Buta Cinta) alias Benci (Benar-benar Cinta) terhadap semua penulis Kompasiana, sehingga semua hal Kompasiana tampak indah bagi mereka. Disitulah saya jadi tersipu-sipu malu sembari merundukkan wajah dan memainkan ujung rambut.
Bisa juga pengelola situs itu ingin membantu Kompasiana dan para Kompasianer agar tambah ngetop di jagat maya. Dengan menjiplak artikel dari Kompasiana, maka sebarannya bisa lebih luas. Terimakasih yaaa situs siapgrak. com. Heu heu heu...
Apalagi bila diperhatikan, situs itu masih berbaik hati. Mereka mencantumkan nama penulis, dan sumbernya.
Ibarat suatu produk yang butuh "marketing" oleh pihak lain. Banyak artis bisa ngetop karena dibicarakan infotainmet yang diproduksi tak hanya satu PH (Production House). Dan  tak hanya oleh tim manajemennya.Â
Kalau untuk ngetop dan hanya mengandalkan Kompasiana, mungkin daya sebarnya relatif terbatas karena keterbatasan jumlah SDM, perangkat, waktu, fokus kerja dan lain sebagainya.Â
Apalagi admin sekarang sangat sibuk menghadapi protes para Kompasianer yang tidak puas terhadap performance Kompasiana saat ini, misalnya karena fokus sayang admin lebih kepada kanal dan tema topik pilihan tertentu yang tidak nganu dimata Kompasianer.Â
Ada juga protes Kompasianer tidak kebagian K.Rewards, jarang mendapatkan label Artikel Utama atau Headline, Pilihan, Terpopuler, Nilai Tertinggi, Â artikel ditunda jam tayangnya, atau malah dihapus admin.
Saya memahami kegundahan Kompasianer yang artikelnya dicuri situs itu. Saya berempati, walau cara saya menyikapi fenomena itu berbeda dengan Kompasiner lainnya.Â
Hal terpenting tidak perlu risau tulisan anda dijiplak ke situs lain, dan jangan hentikan kesukaan pada dunia menulis. Kasihan para penjiplak nanti tidak ada kegiatan dan bahan, sehingga mereka jadi stress karena mati angin.
Fenomena artikel Kompasiana dijiplak situs lain sudah terjadi sejak dulu. Beberapa situs atau blog komersial menciplak dan memajang artikel-artikel para Kompasianer. Pada kasus-kasus terdulu itu, mereka memilih artikel dan penulis tertentu, jadi mereka tidak menjiplak dan memuat semua artikel para Kompasianer.
Sejumlah Kompasianer yang jadi korban jiplakan bereaksi keras! Mereka menuliskannya dalam bentuk artikel di Kompasiana. Lalu mereka mendapatkan dukungan moril dari sesama Kompasianer korban mapun saksi. Lalu bagaimana penyelesaiannya? Tidak jelas.
Kompasiana sendiri hanya bisa melayangkan protes kepada situs itu. Tapi (mungkin) tidak bisa menuntut lebih jauh karena artikel di Kompasiana bukan milik Kompasiana melainkan milik para Kompasianer. Kenapa?
Karena tanggung jawab terhadap artikel-artikel para Kompasianer di Kompasiana ada pada para Kompasianer itu sendiri.Â
Sementara posisi Kompasiana hanya sebagai wadah antara atau fasilitator semata. Tidak ada perjanjian hukum tertulis atau kontrak bahwa tulisan Kompasianer jadi hak milik Kompasiana dengan kompensasi tertentu dimana "segala hal termasuk perubahan isi artikel dilakukan Kompasiana  demi kepentingan Kompasiana". Bila dikemudian hari ada masalah akan menjadi tanggungjawab Kompasiana.
Tahun 2017 pernah sejumlah artikel politik Kompasiana dijadikan buku untuk tujuan komersil oleh penerbit Elexmedia-anak Grup Kompas-Gramedia. Kebetulan sejumlah artikel saya terpilih untuk menjadi bagian buku itu.
Para penulisnya dihubungi, dan ditawari kontrak yang memuat perjanjian serta mendapatkan fee. Kontraknya resmi di atas materai. Segala hal artikel, baik editing/moderasi dan lain-lain ketika dibukukan menjadi hak penerbit, termasuk bila terjadi penjiplakan. Urusan hukum akan dilakukan pihak penerbit.
Bagaimana dengan rutinitas artikel-artikel para Kompasianer yang saban menit, jam, hari muncul di Kompasiana? Tidak ada kontrak tertulis sebelum penayangan, karena memang para Kompasianer merupakan orang yang rajin menulis, baik hati, jujur dan tidak sombong. Walau pun mereka tidak dapat K.Rewards, tapi tetap rajin menabung, hemat cermat bersahaja, serta disiplin, dan setia.
Disisi lain, Kompasiana bukan layaknya "penerbit" buku yang mengambil hak cipta itu saban hari.Â
Kompasiana hanya fasilitator. Hak kendali setiap artikel ada pada penulisnya (para Kompasianer). Buktinya, para Kompasianer selaku penulis bisa mengubah isi artikel kapan pun setelah ditayangkan.
Bahkan, kalau perlu menghapusnya bila sedang putus cinta, bertengkar sama suami/istri, lupa bawa dompet saat sudah bawa belanjaan di depan kasir, dimarahi boss di kantor, sedang M atau PMS.
Penyebab lainnya bisa karena tidak dapat K.Rewards, atau tidak dapat Headline, Pilihan, Terpopuler, Nilai Tertinggi, Â atau labelnya dicabut admin, atau mendapakan pembaca sedikit yang bikin tersipu ngilu.
Ekspetasi Kompasianer sangat besar terhadap pengelola Kompasiana. Bila ada penjiplakan oleh platform lain atau situs tertentu, maka sejatinya pihak Kompasiana tidak tinggal diam. Kompasiana harus menuntut secara hukum, dan memperjuangkan fee bagi para Kompasianer yang tulisannya dijiplak.Â
Sampai sekarang, hal tersebut sulit diwujudkan. Lalu bagaimana solusinya? Apakah hal seperti ini akan terus terjadi terhadap Kompasianer?Â
Solusinya ada dan sangat mudah. Pilihlah saya sebagai admin tahun 2222, maka persoalan bisa cepat selesai. Tanpa biaya. Kelak, berbagai ekspetasi besar para Kompasianer akan terwujud ! Dijamin!
----Â
peb02072021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H