Dalam tulisan berjudul "Inilah Waktu yang Tepat Bagi Kompasianer Berhenti Menulis di Kompasiana" disinggung sekilas istilah  'Kompasianer Sejati'. Hal itu memunculkan berbagai pertanyaan ; Apakah 'Kompasianer Sejati' itu memang ada? Apa kriterianya? Siapa saja yang tergolong 'Kompasianer Sejati'? Apakah bila ada 'Kompasianer Sejati' berarti ada pula 'Kompasianer non-sejati'?
Kompasianer sejati itu bukan bentuk khayalan, melainkan nyata. Orangnya memang ada. Kompasianer ini bukanlah sosok terkenal laksana selebritis di Kompasiana, namun demikian orangnya teguh kukuh berlapis baja. Sosok yang cinta tanah air dan bangsa. Hemat cermat dan bersahaja, serta disiplin, berani dan setia.
Kriteria 'Kompasianer Sejati' itu termaktup dalam defenisi.Â
"Kompasianer sejati adalah penulis Kompasiana yang walau sering mendapatkan perlakuan tidak nyaman dari para admin Kompasiana, sering merasa tidak nyaman terhadap situasi, kondisi, toleransi Kompasiana, atau bahkan akunnya pernah kena banned admin namun dengan semangat 45 masih mau bikin akun baru dan kembali menulis di Kompasiana dengan berbagai gayanya".
( Sumber )
Lazimnya dalam ilmu pengetahuan, Â sebuah Defenisi bukan sebagai kebenaran mutlak dan tunggal. Defenisi tentang sesuatu hal bisa lebih dari satu, ditulis sesuai suatu paramater dan cara pandang tertentu untuk menjelaskan suatu hal atau fenomena.Â
Kompasianer sejati termasuk sebuah fenomena baru di Kompasiana, yang kemunculannya secara alami. Para admin sendiri tak pernah mengira adanya 'Kompasianer Sejati' dalam perjalanan hidup Kompasiana itu sendiri. Maklum saja, admin bukan bukan cenayang, walau jadi penentu nasib akun Kompasianer.
Kompasianer sejati itu "Datang pada admin tak diundang, pergi ke warung kopi diantar". Lau siapakah penulis di Kompasiana yang digolongkan Kompasianer Sejati?Â
Pertama, Kompasianer Jati Kumoro. Berdasarkan namanya, sosok ini cocok jadi Kompasianer Sejati. Jati Kumoro merupakan Kompasianer lawas yang sudah banyak menghasilkan tulisan, namun sangat minim mendapatkan Headline, Pilihan, dan berbagai awards Kompasiana. Tulisannya sering dibredel  admin (dihapus dan mendapatkan peringatan). Namun hal itu tak membuatnya tutup akun.Â
Pada masa kejayaaan Jati Kumoro, artikelnya banyak mendapatkan pembaca dan komen dari para Kompasianer. Tragis, seringkali setelah itu tulisannya mendapatkan peringatan dan dihapus admin karena dianggap melanggar aturan. Â Isi tulisannya bernuansa humor dan tak jauh dari selangkangan. Itu dulu! Sekarang Jati Kumoro sudah bertobat, dan kembali ke jalan yang salah.
Sampai sekarang, sebagai lelaki pemalu yang tabah, Â Jati Kumoro masih menulis dari tempat persembunyiannya di Pojok Benteng, Yogyakarta.