Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Apakah Benar Sebagian Kompasianer Bermental Cengeng?

16 Juli 2021   07:47 Diperbarui: 16 Juli 2021   08:06 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cengeng, orang menangis. Sumber gambar ; merdeka.com

Larangan itu muncul pada era 80an yang marak lagu-lagu cinta dimana pihak perempuan terzolimi, merengek-rengek, dan seterusnya.

Lagu yang ngetop pada masa itu, seperti ;  'Patah Hati' (Rahmad Kartolo); Hati yang Luka (Betharia Sonata)."...Lihatlah tanda merah di pipi, bekas gambar tanganmu....pulangkan saja aku pada ibuku atau ayahku.." Itu sepenggal liriknya. Lalu ada lagi lagu-lagu Obbie Mesakh seperti "Antara Benci dan Rindu" ; "Kau dan aku Satu". 

Pelarangan itu sangat mengherankan. Padahal 'cengeng' itu hak asasi manusia paling esensial dan kritikal. Sebagai manusia, apalagi lelaki pemalu seperti saya, 'cengeng' merupakan hak pribadi. Tidak merugikan orang lain. Cengeng merupakan hal privat, sebagai sebuah relasi pribadi logika atau realitas seorang manusia dengan perasaannya. 

Beruntunglah pada zaman sekarang, dalam era rezim Admin Kompasiana ini, cengeng tidak dilarang. Kompasiner diberikan kebebasan yang luas untuk jadi cengeng di Kompasiana. Admin Kompasiana menjamin penuh keamanan terselenggaranya Kecengengan para Kompasianer. Untuk hal ini, apresiasi yang tinggi diberikan kepada para Admin Kompasiana. Semoga iklim cengeng bisa tumbuh secara kondusif di Kompasiana.

Apa yang dimaksud dengan 'Kompasianer Cengeng'?  Apa ciri-ciri cengengnya? Siapa saja orangnya? Ini sangat menarik untuk dikupas tuntas. Nanti akan saya jelaskan secara gamblang. Tapi untuk saat ini saya tunda dulu penulisannya karena saya mau sarapan, plus ngopi pagi sembari menikmati kicauan burung orang di taman belakang rumah. Habis itu saya mandi, pakai baju, bersisir dan tak lupa semprot minyak wangi di baju dan ketiak pakai rexona roll on.

Selamat pagi, selamat ngopi. Tetaplah patuhi Prokes. Salam sehat...

---- 

Peb16072021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun