Inggris bermain sangat cerdas saat menekuk Ukraina dengan skor 4 : 0. Pergerakan fungsi-fungsi setiap lininya enak dipandang. Setiap pemain tampak lepas dan nyaman memainkan bola sehingga mengantarkan mereka ke semifinal untuk bertemu Denmark.
Dalam laga itu, Inggris bagai membangun gerbang megah yang bikin Ukraina tampak begitu bersahaja, atau bahkan terlihat miskin. Di depan mata para pemain Ukraina, pemain Inggis mengerjakannya secara cerdas.
Adalah seorang Harry Kane, sang kapten, sekaligus jenderal lapangan, arsitek dan mandor yang memimpin kerja timnya secara cerdas sampai menit ke 72. Selanjutnya tim secara kolektif sudah tahu sendiri akan segala sesuatu yang harus mereka lakukan tanpa sang arsitek dan mandor.Â
Tak cuma itu, sebelum ditarik keluar oleh pelatih Gareth Southgate pada menit ke 72, Harry Kane sudah melakukan brace, masing-masing pada menit ke 4 dan 52. Selanjutnya gol kemenangan dilengkapi oleh Harry Maguire menyambar umpan Luke Shaw pada awal babak kedua, dan Jordan Henderson  dari assit Mason Mount pada menit ke 62.
Mereka tidak terburu-buru. Bola dimainkan dari kaki ke kaki. Possesion football dilakukan di zona lawan dan di zona sendiri, dengan jarak pemain yang rapat. Empat pemain bahkan kadang sampai 5 pemain back memainkan possesion football itu, untuk menjatuhkan mental para pemain Ukraina sehingga terlihat miskin. Sembari Inggris membangun gerbang megah dalam bentuk skenario penyerangannya.
Gol pertama Harry Kane merupakan struktur utama gerbang megah untuk menjadikan keseluruhan lini permainan Ukraina tampak sangat sederhana, miskin kreativitas maupun keberanian. Mereka hanya punya tenaga untuk berlari kencang, namun bagai tanpa tujuan yang jelas.
Kemegahan gerbang Inggris itu jadi makin indah. Dari 4 gol kemenangan yang mereka ciptakan, 3 gol merupakan hasil heading atau sundulan dari skema penyerangan yang apik. Dalam sepakbola, gol dari sundulan bernilai estetika yang lebih dibandingkan gol yang dicetak dari cara lainnya.
Cukup aneh, permainan Ukraina yang biasanya kaya akan taktik untuk menembus pertahanan, kali ini seperti tim yang miskin. Tak tampak konsep Sheva yang begitu ditakuti. Empat gol tanpa balas jadi bukti ketakberdayaan Ukraina.
Entah apa yang ada di pikiran para pemain Ukraina. Mereka seperti blank di lapangan hijau. Walau sesekali satu dua pemain bisa penetrasi membahayakan gawang Inggris. Namun itu lebih kepada aksi individual, yang mungkin ingin keluar dari kebingungan tim.
Jangan-jangan saat sampai di kamar ganti para pemain Ukraina baru bersuara. Mereka saling berbicara tentang kehebatan dan kemegahan Inggris yang baru mereka saksikan langsung. Mereka bergosip tentang setiap pemain Inggris, terutama Harry Kane yang selalu bergerak di zona mereka.
Sementara pemain Inggris sudah lupa wajah-wajah pemain Ukraina yang tadi terkagum-kagum. Mereka langsung mandi dengan terburu-buru karena sebagian pemain mau pesta minum bir, atau jalan-jalan menikmati banyak gerbang indah di sekitar kota Roma, tempat dimana laga 8 besar baru saja mereka tuntaskan.
---