Pelatih Inggris  Gareth Southgate menang perjudian laga Inggris versus Jerman. Pada tingkatan filosofis, ini bukan hitungan teknis untung-rugi, melainkan soal keberanian dan kepasrahan.Â
Gareth Southgate pantas kegirangan. Bahkan kalau mau, usai laga yang dimenangkan tim Inggris 2 : 0 dia boleh saja berlari keliling lapangan sambil teriak sepuasnya.
Tapi Gareth Southgate tidak lakukan itu, karena dia paham betul bahwa seorang Pejudi yang mahir tak boleh menunjukkan emosi berlebihan di depan publik. Baik saat menang maupun kalah. Hal itu tabu. Menyalahi kodrat Pejudi. Semua kartunya bisa dibaca banyak lawan yang gusar.
Inggris dan Jerman satu level di pentas sepakbola dunia. Antar para pemain kedua tim besar itu sudah saling kenal dalam persaudaraan pemain elit Eropa dan dunia. Bukan cuma saling tahu gaya hidup dan teknik bermain, bahkan bisa jadi sampai ukuran dan warna favorit celana.Â
Lalu bagaimana cara mengalahkan, kalau semua sudah diketahui?
Bermainlah dengan cara diluar kebiasaan, bukan dengan pakem asli. Cara inilah yang digunakan pelatih Inggris, Gareth Southgate untuk memperdaya Joachim Löw si Pelatih tim Jerman.
Pakem asli permainan Inggris adalah 'Kick and Rush'. Gaya permainan dengan 'Long Pass' Â jadi andalan jejaring antar pemain yang saling berjarak jauh. Adu sprint dengan lawan, dan pemanfaatan lebar lapangan secara maksimal. Kecepatan dan kekuatan fisik pemain jadi kunci utama.
Pakem itu sudah dibaca pelatih Jerman, Joachim Löw sejak lama. Dia sangat hapal, dan sudah menyiapkan virus mematikan pakem itu.
Lalu, dia bikin program untuk dilaksanakan para pemain Jerman. Program itu terpatri dibenak para pemain Jerman yang "bermental baja" Â dan berdisiplin tinggi pada program. Layaknya sebuah Der Panzer, melabrak secara liner segala benda di depannya dengan kacamata kuda. Gaya panzer ini punya daya penghancur yang luar biasa!Â
Gaya Panzer sangat efektif membunuh gaya "Kick and Rush" ala Inggris yang bersifat linier.