Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Italia Makin Berbahaya Saat Kembali ke Selera Asal

27 Juni 2021   15:26 Diperbarui: 27 Juni 2021   15:40 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Italia menang 2 : 1 lawan Austria. Kalau hanya melihat papan skor maka kemenangan itu hal biasa. Namun akan jadi tidak biasa bila nonton pertandingan "live" di televisi dan menelisik gaya asli tim Italia sampai babak 16 besar.

Pada laga melawan Austria kemarin digelar di Stadion Wembley, London, Inggris, Minggu (27/6/2021) dini hari WIB, Italia terlihat tertatih-tatih. Kalau tidak ditolong sistem VAR (Video Assistant Referee),  besar kemungkinan Italia kalah dan harus segera pulang kampung bila laga berjalan dalam waktu normal 2x45 menit.

Ketika itu pada menit ke 65 Italia mendapatkan serangan, gawang kiper Italia Donnarumma dijebol Marko Arnautovic. Gol Austria itu menaikkan moral para pemain Austria. Gol tersebut sekaligus memecah rekor Italia tak kebobolan sepanjang final Euro 2020. 

Pemain Italia tampak terkejut, gugup dan mentalnya down karena tidak menyangka gawangnya kebobolan. Mereka protes kepada wasit menduga gol Arnautovic itu  terindikasi offside.  Benar saja, gol Arnautovic akhirnya dianulir oleh wasit Anthony Taylor setelah meninjau VAR 

Sering berada dalam tekanan lawan, para pemain sering berbuat kesalahan, dan ketika memainkan bola dari kaki ke kaki dengan penuh kekuatiran, kegeraman atau gemes para penonton adalah bukan ciri tim Italia masa kini. 

Tim Italia masa kini dibawah pelatih Roberto Mancini adalam tim yang progresif, bertenanga ala pemain muda, ofensif, penuh inisiatif penyerangan, dan rapi khususnya di sektor depan.

Era bermain ofensif (menyerang) yang dibawakan pelatif Roberto Mancini penuh optimisme, harapan, dan kejelasan hasil. Namun era ofensif tersebut telah mengingkari akar dan ciri khas sejarah kemenangan Italia yang melebih sebuah tradisi.

Skuad Italia saat merayakan kemenangan atas Austria pada 16 besar Euro 2020 di Stadion Wembley, London, Minggu (27/6/2021) dini hari WIB.(AFP/BEN STANSALL), kompas.com
Skuad Italia saat merayakan kemenangan atas Austria pada 16 besar Euro 2020 di Stadion Wembley, London, Minggu (27/6/2021) dini hari WIB.(AFP/BEN STANSALL), kompas.com
Pemainan Italia tadi malam itu merupakan ciri permainan khas Italia pada masa lalu. Kemenangan yang berangkat dari tekanan, rasa was-was, kekuatiran, kegeraman, dan rasa kesal penonton selama menyaksikan laga. Dan tentu saja keberuntungan.

Itulah aneka rasa milik Italia dalam meraih kemenangan, sebuah cita raea yang dulu mengantar mereka merebut tropi bergengsi Piala Dunia, dan piala Eropa.

Dua gol kemenangan Gli Azzurri Italia semuanya tercipta di masa extra time lewat gol Fedrico Chiesa (94') dan Matteo Pessina (105'). Ini gol kemenangan yang bikin lega, tapi melewati rasa was-was, kekuatiran kegeraman penonton sepanjang waktu normal 2x45 menit.

Kini di babak 16 besar Italia telah kembali pada selera asal, bahwa setiap kemenangan hingga sampai tangga juara harus dilalui dengan pemainan yang mengkuatirkan, tertekann  penuh rasa was-was, dan kegeraman serta ditutup dengan keberuntungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun