Bagi sebagian orang pendukung Timnas Indonesia, hasil laga baik itu ujicoba maupuan laga resmi merupakan petanda berhasil/tidaknya si Pelatih. Rangkaian laga tersebut sebagai perjalanan melihat prestasi tim dan kepiawaian si Pelatih. Ketika mengalami 3 kali kalah, cuma 1 kali seri, dan tanpa kemenangan tentu saja menimbulkan pertanyaan besar sebagian pecinta sepakbola nasional.
Secara permisif, sebagian lagi pecinta Timnas Indonesia beranggapan bahwa membangun prestasi sepakbola membutuhkan proses dan waktu, sehingga coach Shin Tae-yong masih layak dipertahankan, terutama pada misi dan visi yakni membangun karakter Timnas Indonesia masa depan yang lebih baik dari masa-masa sebelumnya.
Target yang diberikan pada coach STY adalah membawa Timnas Indonesia menjuarai Sea Games di Vietnam bulan November 2021, Piala AFF dan berprestasi even final Piala Asia yunior dan senior. Ini sebuah perjalanan panjang, baik waktu dan proses yang melelahkan. Akan banyak drama kalah-menang-seri dalam perjalanan waktu tersebut.
Harapan agar Timnas Indonesia bisa berprestasi membutuhkan proses dan waktu (atau justru membuang waktu ?), demi sikap permisif sebagian publik pecinta bola dan induk organisasi pada seorang pelatih, menjadikan semua itu sebuah pertaruhan besar tersendiri dalam membangun prestasi Timnas Indonesia.
Pertaruhan itu tentu dengan pertimbangan dan parameter yang terukur yang terlebih dahulu dibuat sebuah tim ahli dari induk organisasi sepakbola (PSSI) bersama tim pelatih yang kemudian  dikontrak. Bukan semata tekanan publik berdasarkan asumsi-asumsi subyektif.Â
Jadi sebuah keputusan pemecatan seorang pelatih bisa sangat cepat, bisa juga melalui kerangka waktu tertentu. Kedua opsi itu didasarkan pada satu hal, yakni target dan prestasi. Nasib coach Shin Tae-yong tidak akan akan jauh dari klausul ini.
Kalau aku yang dipecat dari jabatan pelatih online sih rappopo....
Salam Sepakbola Nasional
----Â