"Omong kosong bila dapat jodoh tanpa perjodohan. Perjodohan terjadi bukan karena hanya ada niat, tapi juga kesempatan. Waspadalah! waspadalah!"
Semua jodoh didapatkan melalui perjodohan. Kalau tidak lewat perjodohan maka metode ilmiah jodoh diragukan validitasnya. Lalu, bagaimana mendapatkan jodoh?
Dimensi perjodohan tidak bersifat tunggal. Perjodohan tidak berdiri sendiri pada sebuah parameter usaha pribadi --secara mandiri, melainkan menyertakan berbagai usaha lain yang bersifat multi parameter.
Perjodohan merupakan sebuah proses. Dalam proses itu ada dimensi waktu, dimensi pelaku dan peristiwa, serta dimensi tempat---yang kemudian jadi bagian dari suatu timeline khas setiap kehidupan berpasangan.
Dimensi waktu mensyaratkan bahwa untuk sampai pada pengesahan sebagai suatu pasangan, ada rentang waktu relatif yang dibutuhkan. Mulai dari mengetahui (informasi), kenal (dikenalkan), sampai pada tahapan ritual pengesahan (anjangsana keluarga, tunangan, pernikahan).
Dimensi pelaku menyaratkan ikut sertanya orang lain di luar dua pribadi yang berjodoh. Orang lain berperan dalam pemberian ruang, waktu (kesempatan), material dan non-material yang bersifat langsung maupun tidak langsung, berupa informasi-informasi yang didapatkan oleh setiap pribadi yang akan berjodoh, baik itu diminta maupun tidak diminta, secara sadar maupun tidak disadari, secara langsung maupun tidak langsung.
Dimensi tempat atau ruang (space dan place) terkait dengan berbagai dimensi lainnya, yang menjadikan setiap pribadi mendapatkan kelengkapan atau dukungan untuk sampai pada perjodohan.
Teori sakral hanya bisa diyakini, yang akan "terbukti" sebelum dan sesudah terjadinya perjodohan, melalui penjelasan "cocokologi" mulai dari warung kopi sampai Marauke. Dari warung mie pangsit sampai Pulau Rote. Selebihnya bersifat misteri keilahian.
Teori lain yang bersifat profan mengatakan "Tak akan lari jodoh dikejar". Teori tersebut mengandung makna bahwa untuk mendapatkan jodoh, maka seseorang harus berusaha membuka diri, memiliki niat, melakukan usaha pencarian pasangan lewat berbagai cara, dan selalu fokus. Selain itu kesiapan fisik yang baik.
Bila gagal dalam usaha pertama, kedua, ketiga dan seterusnya, sebaiknya jangan sampai mengurungkan niat awal pencarian jodoh. Ingatlah, ada beberapa pepatah bijak mengatakan ; "Tua-tua berjodoh, makin tua makin jadi" ; Â "Carilah jodoh sampai ke negeri China" ; "Bagai jodoh di dalam kelambu" ; "Ada sama dimakan jodoh, tak ada sama ditahan jodoh" ; "Berat sama dipikul jodoh, ringan sama dijinjing jodoh" ; "Hilang satu jodoh, tumbuh seribu jodoh" ; "Buah anu jatuh tidak jauh dari jodohnya"