China (Tiongkok) kini berani "main" politik internasional secara terbuka. China bukan tidak paham kompleksnya masalah Palestina. Kenapa baru kali ini China muncul secara terbuka?
China mendukung perjuangan rakyat Palestina yang berkonflik dengan Israel. Konflik tersebut sudah sering terjadi sejak dahulu.Â
Biasanya negara China (Tiongkok) lebih suka main aman. Negara itu jarang andil dalam dukung mendukung konflik negara lain. Â
China Tiongkok merupakan salah satu pendiri PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dan salah satu dari lima anggota tetap dari Dewan Keamanan PBB serta punya hak veto di PBB. Namun dibandingkan empat anggota tetap lainnya, China paling sedikit menggunakannya.
Dukungan China pada Palestina bukan pada keikutsertaan militernya berperang melawan Israel. melainkan pada spirit perdamaian. Mereka bersedia jadi tuan rumah debat terbuka tentang konflik Palestina-Israel di Dewan Keamanan (PBB).
"China akan terus mendukung teguh rakyat Palestina untuk memulihkan hak-hak hukum mereka, dengan tegas mendukung penyelesaian yang adil dari masalah-masalah saat ini melalui dialog politik, dan dengan tegas mendukung Perserikatan Bangsa-Bangsa, Liga Negara-negara Arab dan Organisasi Kerjasama Islam untuk memainkan peran peran konstruktif." (Wang Yi, Menteri Luar Negeri China)
Saat ini China sudah menjadi negara besar dan maju dalam hal ekonomi, industri dan teknologi. Dalam hal perdagangan internasional, Â kini China bahkan sudah bisa mengalahkan Amerika Serikan (USA). Negara USA dan sekutunya tentu tidak tinggal diam terhadap China. Kedua negara sering terlibat perselisihan dagang, yang dikenal dengan Perang Dagang USA- China.
Kini dengan posisinya itu, China kini tak lagi kuatir dan tak perlu takut pada USA dan negara-negara Eropa lainnya mengancam bidang ekonomi, industri dan teknologinya bila melakukan pilihan politik internasional yang berbeda.Â
Selama ini, dalam perang ekonomi-dagang dengan USA (beserta sekutunya negara-negara Eropa), China sering diserang dengan narasi-narasi negatif di negara-negara bernuansa Islam sehingga menjadikan gerak China jadi relatif sempit dalam hal pemasaran produk, kerjasama teknologi, Â ekonomi-perdagangan, dan bahkan budaya. Terlebih lagi secara politik, China berpaham Komunis---sebuah paham yang tidak disukai negara-negara bernuansa Islam.
Amerika dan banyak negara Eropa, secara langsung dan tidak langsung mendukung negara Israel terkait konflik di Palestina. China sebaliknya, mendukung Palestina.Â
Pilihan politik China ini disatu sisi merupakan tugas moril "ex officio" selaku pendiri PBB dan anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Di sisi lain, China mendapatkan banyak " Cuan " yang bisa bikin USA dan sekutunya "jadi kecut".
China memberikan dukungan pada Palestina merupakan satu strategi untuk mendapatkan Cuan besar secara jangka panjang.Â
Cuan itu berupa citra positif di mata negara-negara  bernuansa Islam di berbagai belahan dunia, yang umumnya pendukung Palestina berdasarkan faktor solidaritas Islam dan kemanusiaan. Dikemudian hari, dari Cuan itu akan melahirkan banyak turunan pengaruh dan kepentingan China pada negara-negara pendukung Palestina.
Narasi negatif USA beserta sekutunya terhadap China akan dikikis habis. Lebih daripada itu, China bisa membangun Hegemoni baru di negara-negara bernuansa Islam, sebuah cara yang sudah lama dilakukan USA untuk menguasai perekonomian dunia.
----
Peb21/05/2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H