Namun bila di tempat bekerja tidak memiliki kejelasan karier, sistem yang amburadul, serta berbagai ketidamungkinan untuk berkembang, maka sebagai anak bawang harus memiliki batasan waktu untuk bertahan di tempat itu tanpa meninggalkan konflik. Artinya, jalani ritual disuruh-suruh sebagai pematangan diri, sambil mempersiapkan dia untuk keluar dari situ.Â
Bekerja pada sebuah lembaga (negeri atau swasta) sebagai fresh graduate dengan status anak bawang merupakan masa pengenalan diri, apakah kita "bermental pegawai" yang akan selamanya jadi "orang yang disuruh-suruh" pada setiap jenjang karier. Atau  'bermental boss" yang suka "menyuruh-nyuruh".
Kalau tidak mau disuruh-suruh, maka setelah masa fresh graduate segera keluar dari lembaga/pekerjaan itu, kemudian dirikan usaha sendiri agar bisa menyuruh-nyuruh orang lain/anak buah. Sebaiknya jangan balas dendam terhadap masa lalu saat jadi anak bawang "korban disuruh-suruh dan dimarah-marah".
Satu lagi kalau jadi boss, tetaplah suka tersenyum pada semua orang seperti waktu dulu baru jadi pegawai atau anak bawang. Para tukang bakso dan abang ojeg pengkolan, Keanu Reeves, Kate Winslet tentu kangen dengan senyum itu. Senyum seorang boss, yang tidak pernah mereka ketahui pernah jadi anak bawang korban disuruh-suruh. Heu heu heu...
Kalau aku tidak kebagian senyuman, aku sih rapopo...
----
peb, 14042021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H