Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Myanmar Berikan Pelajaran Berharga pada Timnas U-23 Indonesia

8 Desember 2019   00:00 Diperbarui: 9 Desember 2019   08:09 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Timnas U-23 Indonesia memang unggul dalam permainan, tapi penyakit kambuhannya belum sembuh total. Ini berbahaya!

Laga semifinal antara Timnas U23 Indonesia Vs Myanmar menjadi catatan penting bagi tim asuhan coach Indra Sjafri. Walau menang 4 : 2 atas Myanmar, Timnas Indonesia masih menyisakan PR besar. Kalau tidak dibereskan di luar lapangan, medali emas sepakbola Sea Games 2019 hanya menjadi kelanjutan mimpi tahun-tahun lalu.

Timnas U-23 Indonesia melaju ke babak final, dan sukses melanjutkan tren kemenangan gol besar setelah pertandingan sebelumnya di penyisihan terakhir grup B mengubur Timnas Laos dengan skor 8 ; 0.

Tren ini ternyata hampir membawa petaka bagi Timnas Indonesia sendiri. Unggul 2 : 0 sampai menit ke 71 membuat para pemain merasa sudah memenangkan laga, padahal sisa waktu masih cukup panjang, 19 menit!

Disisa waktu itu para pemain Indonesia terlena. Merasa sudah menang besar. Mereka menjadi terlalu percaya diri sehingga lupa diri, kemudian berbuat ceroboh. 

Mereka memainkan bola di zona sendiri hanya untuk sekedar main-main, bukan possesion football dalam konteks strategi counter attack.

Akibatnya, Myanmar berhasil mencuri bola kemudian men-drive ke gawang. Celakanya kiper Nadeo Argawitana blunder. Tangkapan lepas. Terjadi rebound yang dimanfaatkan pemain Myanmar. Gol pun tak bisa dielakkan. Skor berubah jadi 1 ; 2.

Belum lama berselang gol balasan pertama Myanmar, para pemain Indonesia kembali lengah menjaga pemain Myanmar sehingga berada di ruang tembak yang bagus. Terciptalah gol balasan kedua. Skor menjadi 2 : 2.

Kedua gol Myanmar itu dominan akibat kesalahan para pemain Indonesia saat memimpin laga, dan kecerdikan pemain Myanmar.

Timnas Myanmar bukan Laos yang moralnya runtuh dan bermain kacau setelah gawangnya pertama kali dibobol pemain Timnas Indonesia. Timnas Myanmar tetap bermain konsisten. 

Mereka kompak dan agresif. Ini yang dilupakan pemain Indonesia saat unggul 2 : 0. Maka tak heran, kelengahan pemain Indonesia bisa dimanfaatkan dengan mudah mencipta 2 gol sehingga kedudukan jadi seri sampai babak kedua berakhir.

Timnas Indonesia beruntung, Timnas Myanmar tidak menciptakan gol ketiga sampai babak kedua berakhir. Kalau itu terjadi, Timnas U-23 Indonesia hanya bisa memperebutkan medali perunggu. Itu berarti pencapaian yang sama dengan Sea Games 2017 lalu di Malaysia. Iiihh...gak lucu, aah!

Menyadari "kebodohan" nya di babak pertama dan kedua, para pemain Indonesia kembali bangkit pada babak tambahan 2 x 15 menit. Ini babak kritis. Memuat aspek psywar yang bikin stress pemain dan penonton. Tim yang duluan menciptakan gol, hampir pasti bisa memenangkan laga karena moral lawan umumnya runtuh.

Pada babak tambahan 2x15 itu timnas Indonesia menampilkan performance seperti awal permaianan. Mereka bermain disiplin, solid, agresif, terkonsep dan sangat hati-hati memainkan bola di zona sendiri. 

Bila bola lepas, mereka segera menutup celah dan ngotot merebut bola kembali. Maka tak heran dua gol mereka ciptakan dan menutup laga dengan skor 4 : 2. Skor meyakinkan untuk masuk final melawan Vietnam.

Satu hal yang positif pada pemain Timnas U23 Indonesia yakni setelah keunggulan dua gol berhasil disamakan Myanmar jadi 2 : 2, moral pemain Indonesia tidak runtuh total, walau awalnya tampak panik. Ini sebuah sikap bermain yang bisa dijadikan bekal untuk melawan Vietnam di tahap final. Myanmar telah memberikan kejutan sekaligus pembelajaran berharga.

Namun jangan sekali-kali mengulang kecerobohan andai kelak memimpin laga. Vietnam bukan Laos atau Myanmar. Vietnam memiliki skill, spirit, kecepatan dan teamwork yang jauh diatas Laos dan Myanmar. Di lapangan mereka  pintar meruntuhkan moral pemain Timnas U-23 Indonesia.

Selamat untuk Timnas U-23 Indonesia telah mencapai final. Jangan lagi bikin jantung penonton copot dengan permainan "main-main" saat unggul atau ketinggalan gol, yaa..yaaa...yaaaaa! Janji loh yaa!.

Semoga Timnas U-23 Indonesia juara Sea Games 2019.

"Setujukah kau, Oma?"
"Demi kau dan si medali emas, tak ada pilihan bagiku, Aniii.."
"Aaaugh, Oma...aku makin cinta Timnas Indonesia. Aku tak mau kalah dengan Miyabi dan Vicky Vette!
"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun