Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Staf Khusus Milenial Presiden Digaji 51 Juta, Kaget?

23 November 2019   07:41 Diperbarui: 23 November 2019   07:49 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : kompas.tv

 

"Baru tahu 'Staf Khusus' tanpa kekhususan. Staf Umum dong namanya. Harusnya gajinya juga yang umum-umum saja. Bukan khusus 51 juta! Tapi terserah kalian saja deh. Negara kan kalian punya. Atur sesuka hati saja." (Wasekjen Demokrat Jansen Sitindaon, sumber)

Staf khusus Presiden Jokowi yang berjumlah tujuh orang dan baru diangkat mendapatkan gaji masing-masing 51 juta. Gaji tersebut sudah termasuk gaji pokok, tunjangan kinerja, dan tunjangan pajak penghasilan. Namun mereka tidak mendapatkan fasilitas mobil dinas dan rumah dinas layaknya menteri atau wakil menteri. Gaji dan tunjangan yang diterima Staf Khusus Presiden sama dengan hak keuangan Staf Khusus Wakil Presiden.

Ketujuh staf khusus milenial Presiden Jokowi itu adalah Gracia Billy Mambrasar, Angkie Yudistia, Putri Indahsari Tanjung, Ayu Kartika Dewi, Aminuddin Maruf, Belva Syah Devara, dan Andi Taufan Garuda Putra.

Pemberlakuan gaji terhadap ketujuh staf khusus yang baru diangkat itu tidak bersifat khusus, melainkan disamakan dengan para pembantu khusus lainnya di lingkungan istana. Besaran gaji sudah diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 144 Tahun 2015 tentang besaran Hak Keuangan Bagi Staf Khusus Presiden, Staf Khusus Wakil Presiden, Wakil Sekretaris Pribadi Presiden, Asisten dan Pembantu Asisten. 

Besaran gaji staf khusus presiden itu bikin gusar Wasekjen Demokrat Jansen Sitindaon. Entah beliau tahu atau tidak dengan aturan yang ada dalam tingkatan staf khusus kepresidenan sehingga mengeluarkan pernyataan yang kurang sedap. Hal ini biasa dalam iklim demokrasi, bukan? 

Gaji sebesar 51 juta perbulan tentu sangat sexy untuk dibicarakan di ruang publik. Siapa sih yang tidak mau bergaji besar? Anggota DPR yang dianggap tukang tidur dan suka bolos ketika sidang saja besaran gajinya sekitaran itu. Selain gaji, mereka juga mendapatkan pensiun!

Kita tak perlu mencak-mencak sejauh segala pemberian gaji itu sudah diatur resmi dalam peraturan. Tentunya peraturan dibuat sudah melalui berbagai kajian dan pertimbangan dari para ahli berkompeten dalam bidang keuangan, hukum dan tata negara dan lain sebagainya.

Gaji 51 juta yang diterima generasi milenial bisa bikin kaget, dan sangat menggiurkan dimata orang awam. Jangankan generasi milenial, post milenial atau old generation pun tergiur, heu heu heu...

Yang sering tanpa disadari jadi persoalan adalah seberapa besar timbal balik orang yang menjabat itu kepada pembangunan negara sesuai SOP jabatannya tersebut, yang melingkupi hasil kerja, tanggungjawab, dan lain sebagainya sehingga negara mendapatkan manfaat dari  kemapuan dan hasil kerja mereka.

Ketujuh staf khusus milenial presiden sebenarnya tak beda dengan staf khusus yang sebelumnya juga ada di lingkup kerja wakil presiden. Namun karena mereka generasi milenial (berusia sangat muda) dan baru kali ini dalam sejarah RI dimana Presiden mengangkat staf khususnya dari kalangan anak muda generasi milenial sehingga mereka jadi sorotan publik. 

Disorot bergaji 51 juta dan berusia muda masuk lingkaran kerja presiden merupakan salah satu tantangan besar mereka dalam bertugas di lingkungan lembaga kepresidenan. Bagi kaum muda milenial hal ini bisa dijadikan "challenge"  dan  pembuktian diri! Bahwa mereka layak dan pantas. Dalam perjalanannya mereka mampu bekerja di lingkungan istana/pemerintahan sesuai target dan ekspetasi yang diinginkan presiden dan rakyat Indonesia. 

Kita tunggu saja hasil kerja mereka. Jangan ribut, ya beib...

---- 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun