Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Jelang Pelantikan Jokowi, Mengapa Wajah Para Elit Politik Cerah?

17 Oktober 2019   02:12 Diperbarui: 18 Oktober 2019   17:14 2860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : detik.net.id

Kalau saja sejak dulu dunia politik negeri ini damai, selalu damai terbangun kebersamaan di tingkat elit--tanpa meniadakan sikap kritis pada kawan atau lawan politik maka upaya pembangunan bangsa dan negara bisa lebih optimal.

Energi rakyat bisa lebih hemat, efektif dan fokus mendukung percepatan pembangunan. 

Rakyat tidak saling berkelahi memperebutkan pepesan kosong dari provokasi para elit politik, atau pernyataan saling serang antar para pendukung dan junjungan politik.

Kultur paternalistis yang dominan pada masyarakat kita secara sadar atau tidak sadar mempengaruhi cara mereka melihat elit politik sebagai "patern". Mereka masih kuat mengikuti saja "apa kata" orang tua atau pemimpin formal dan nonformal.

Masyarakat cenderung menjadikannya panutan atau junjungan tanpa syarat. Tanpa sikap kritis. Salah benar pemimpin harus dibela--dengan cara menyerang pihak lain--sehingga relasi sosial kemasyarakatan di dunia nyata dan maya jadi tidak harmonis.

sumber gambar : tempo.co
sumber gambar : tempo.co
Kini, Pilpres sudah selesai. Presiden terpilih tak lama lagi akan dilantik. Banyak bermunculan pernyataan elit politik kubu 01 dan 02 "mendukung kepemimpinan presiden Jokowi yang sudah terpilih".

Kalau dikaitkan adigium "Politik itu cair", kenapa baru sekarang mereka "cair"? Kenapa cair setelah masyarakat terbelah? Apakah para elit politik sudah bertobat setelah melihat masyarakat terbelah?

Masih banyak pertanyaan bisa muncul terkait sikap "mendadak bersahabat" dan "wajah cerah" para elit politik tersebut. Banyak dugaan bisa diuraikan. 

Cair diartikan terpenuhinya kepentingan politik praktis atau target pragmatis kelompok. Masing-masing memiliki agenda "tersembunyi" lewat wajah cerah jelang pelantikan serta pernyataan dukungan pada presiden terpilih.

Terlebih, pasca pemerintahan Jokowi/Amin tahun 2024 nanti sangat krusial untuk meraih kekuasaan. 

Mereka telah membaca psikologi masa bahwa membangun kedamaian dan pertemanan dengan lawan politik sehingga diharapkan bisa meraih simpati rakyat dan menaikkan pamor partai/kelompok. Mereka berharap bisa masuk dalam kabinet, atau pos-pos penting lain yang kiranya bisa memberikan energi besar untuk kontestasi Pilpres 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun