Mereka menyampaikan "uneg-uneg" (pendapat atau pemikiran) terkait isu politik di media daring, disisi lain banyak netizen ingin mendapatkan informasi. Maka jadilah mutualisme kedua pihak, yang kemudian menempatkan si penulis sebagai buzzer.
Soal tendensi "dukung-mendukung" kubu politik tertentu merupakan aspirasi layaknya pilihan "tema tulisan".
Istilah buzzer yang sempat dikonotasikan "negatif" karena identik dengan kepentingan politik tak perlu menyurutkan semangat anda yang suka menulis apa pun. Soal dibayar atau tidak terkait tulisan anda itu urusan lain. Artinya, kalau anda suka menulis dan tanpa menghasilkan uang (bayaran), sejatinya tidak menghilangkan rasa suka pada dunia tulis-menulis.
Kalau kemudian mendapatkan bayaran pun tidak membuat rasa suka itu meluap-luap secara berlebihan. Menulis bukan soal dibayar atau tidak, tapi soal panggilan jiwa. Begitulah orang yang suka menulis. Dia akan terus menulis, biarpun dalam untung dan kemalangan.
Suka menulis dan menjadi buzzer itu penting, tapi lebih baik lagi bila menjadi buzzer yang tulisannya membangun inspirasi pada kebaikan.
---Â
Peb07/10/e019Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H