Lea, anak perempuan dari Sri Bintang Pamungkas tertangkap polisi karena narkoba jenis sabu. Siapa yang tak kenal Sri Bintang Pamungkas (SBP)? Tukang kritik pemerintah yang sangat keras, dan cenderung berlaku sebagai provokator.Â
Ia sering tampil menyuarakan revolusi negeri ini. SBP sering berurusan dengan pihak kepolisian terkait aktivitas politiknya. Bahkan pernah masuk penjara. Namun tak membuatnya kapok jadi politikus jalanan.
Baru-baru ini SBP tampil disebuah panggung, berpidato mengajak masa untuk menurunkan Jokowi, membatalkan pelantikan Presiden Jokowi. SBP selalu tampil ketika situasi politik sedang panas, tak perduli hal itu membuat situasi negeri ini makin keruh, dan korban rakyat kecil berjatuhan.
Kini SBP ketiban sial, bukan soal ativitas politik, melainkan urusan anak. Tidak main-main. Lea anaknya bukan hanya pemakai sabu, namun juga sebagai pengedar (penjual). Hukumannya tentu tidak ringan.
SBP sendiri mengklaim penangkapan anaknya itu karena aktivitas politiknya tidak disukai pemerintah. Â "Dia diambil lagi karena saya akan menjatuhkan Jokowi. Sudah jelas itu," kata Sri Bintang, (sumber).
Baiklah kalau itu asumsi SBP. Tapi perlu diingat, urusan narkoba apalagi sabu-sabu tak ada hubungan dengan politik. Kalau politik urusannya dengan idealisme untuk orang banyak. untuk kelompok pendukung. Untuk rakyat. Tak dilarang undang-undang sejauh tidak membahayakan negara dan rakyat.
Sedangkan narkoba urusannya dengan kenikmatan sendiri, tapi terlarang menurut undang-undang. Tak perduli jabatan atau keturunan politikus hebat, tukang becak, preman, dan lain-lain kalau jadi pemakai dan pengedar narkoba harus diproses hukum. Jadi, penangkapan Lea tak ada urusan dengan statusnya sebagai anak SBP Â aktivis politik. Bukan begitu? Heu heu...
Dengan kejadian penangkapan anaknya dan klaim SBP tersebut nampaknya SBP justru ingin mempolitisasi kasus narkoba anaknya. Mungkin SBP ingin menutup malu dirinya selaku aktivis politik yang mengusung kebenaran ideologi dan kepentingan rakyata, tapi nyatanya ia tak mampu mendidik anak menjadi orang benar.
Kalau anaknya tertangkap polisi karena menjadi aktifis politik mungkin SBP justru bangga bukan kepalang. Mengapa? Karena mengikuti jejak sang ayah, yang rela masuk penjara memperjuangkan politik dan kebenaran. Lebih gagahnya : "memperjuangkan rakyat!
Tapi ini tertangkap karena kasus narkoba pulak! Hadeuh...itu barang haram yang jauh dari idealisme politik.
Pertanyaannya, apakah kasus narkoba anaknya ini akan membuat SBP kelak kapok dan malu berpolitik karena kuatir tak dipercaya masa atau orasi politiknya tak lagi laku dimata publik akibat kegagalan  mendidik anak secara benar? Atau sebaliknya, SBP makin garang di ruang politik karena merasa dizolimi pemerintahan Jokowi?
Soal malu, kita tunggu saja. Anda jangan kemana-mana, tetaplah di kompasiana. Kalau aku sih rapopo.
----Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H