Hal yang menjadi tanda tanya adalah; apakah pembocoran isi WA itu etis dilakukan?
Bila dicermati, yang dilakukan Yusril tersebut lebih kepada pembuktian dirinya tidak asal ngomong, melainkan karena punya bukti. Dia punya sumber yang layak bisa dipertanggungjawabkan kepada publik.
Yusril awalnya sedang tidak dalam kondisi "terpaksa atas nama tuntutan hukum" untuk membuktikan di suatu persidangan bahwa dia punya bukti untuk sebuah kasus hukum antara dirinya dengan Rizieq.
Antara etika dan hukum sebenarnya dua hal yang sejalan. Umumnya pada rel yang berbeda. Namun keduanya bisa berada di rel dan gerbong yang sama bila sudah masuk kasus hukum yang bersifat mengikat, terkait pasal-pasal dalam kitab hukum dan potensi sanksinya.
Sementara etika lebih kepada integritas dan moral personal di dalam konteks relasi antarpersonal. Atau relasi personal dengan suatu entitas sosial. Etika itu menjadi kesepakatan si personal dengan pihak di luar dirinya, baik personal atau kelompok.
Pembicaraan WA antara kedua orang teman merupakan etika antarpersonal. Masing-masing percaya bahwa apa yang dibicarakan "hanya untuk dan jadi milik berdua saja". Di situlah etika terbangun antarkedua orang tersebut.
Selama keduanya saling percaya menjaga pembicaraan agar tidak keluar ke publik, maka selama itu pula etika yang terbangun tetap terjaga. Namun, etika keduanya bisa "petjah" bila salah satu pihak berkhianat. Atau, bila keduanya sepakat untuk membukanya demi suatu tuntutan formal, misalnya terkait yuridis (hukum).
Kembali kepada pembocoran Yusril Ihza Mahendra mengenai pembicaraannya dengan sahabatnya Rizieq Shihab di Arab Saudi, nampaknya ada unsur pelanggaran etika di awal permasalahan antarkedua sahabat itu.
Kemungkinan lebih lanjut akan masuk ke ranah yuridis, bila relasi dan situasi kedua pihak tidak mencapai kemufakatan.
Soal beginian, Yusril Ihza Mahendra tentu lebih paham. Dia adalah pakar hukum hebat dan ternama. Kita tunggu saja perkembangannya. Apakah mereka akan bersengketa hingga ke pengadilan resmi yang menghasilkan pihak pemenang dan kalah? Â
Apapun proses dan hasilnya, aku sih rapopo.