Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aktivis Politik"Mengancam" Tuhan dan Kisah Ayah dengan Anaknya

23 Februari 2019   05:11 Diperbarui: 23 Februari 2019   06:14 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat kedalaman dari permohonan si Anak, hampir dipastikan si Ayah mengabulkannya. Mana ada Ayah yang tega menghalangi niat baik si Anak?

sumber gambar ; batok.co
sumber gambar ; batok.co
Alkisan kedua, di lain tempat ada peristiwa yang mirip kisah pertama. Seorang anak minta dibelikan sebuah alat permainan. Kondisi ayahnya serba mampu.

Sementara si Anak selalu bikin repot orang tua. Suka bikin cemas, tidak patuh. Suka bikin lingkungan tetangga resah. Suka memusuhi kawan. Nilai pelajaran sekolahnya sangat rendah karena tidak punya gairah belajar, dan lain sebagainya.

Kepada ayahnya, si Anak merengek-rengek kalau tidak dibelikan permainan, maka dia akan memboikot sekolah. Tidak mau makan, tidak mau mandi dan tidak mau menuruti segala aturan di rumah. Bahkan dia mengancam akan lari dari rumah.

Bagaimana sikap Ayahnya? Apakah si Ayah akan mengabulkan permintaan anaknya karena merasa terancam atau kuatir anaknya melakukan hal buruk yang telah disampaikannya?

Sebagai orang tua yang baik, si Ayah tentu akan mengabulkan permintaan si Anak. Namun tidak saat itu, melainkan dilain kesempatan yang kiranya tepat.

Bagi si Ayah, inilah saatnya dia melakukan "Bargain Position" posisi tawar terhadap anaknya. Dia komunikasikan bahwa permintaan si Anak bisa dikabulkan asalkan sejumlah syarat bisa dipenuhi.

Intinya, Ayahnya mengharapkan si Anak mau mengubah perilaku buruknya dan menjadi anak yang baik sesuai yang diajarkan Ayah dan Ibunya.

Langkah utamanya adalah sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan si Ayah, dan mau berinteraksi dengan lingkungan bersama sang Ayah.

Lalu bagaimana bila si Anak tidak mau menuruti syarat yang diminta ayahnya? Bagaimana bila kemudian si Anak melaksanakan ancaman karena permintaannya tidak segera dikabulkan?

Si Ayah punya pemikiran kalau alat permainan segera diberikan tanpa si Anak melakukan perubahan diri atau tidak mengikuti syarat yang diminta maka si anak akan terus berlaku buruk, dan bukan tidak mungkin permainan itu akan lebih merusak dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun