Kalau pernah, bersyukurlah. Kalau belum pernah, bersiap-siaplah momen itu menghampiri anda. "Ibarat kate nih yee,....elu sebagai pendekar silat mesti siap dengan segala serangan yang kagak lu sangke-sangke".
Kita sebagai penulis harusnya senang. Tadi ingin menulis sesuatu sudah punya tema besar. Kita bersyukur dilimpahi banyak ide. Namun bila dalam proses menulisnya terjadi perubahan tema, kita jangan alergi dahulu. Jangan tutup hati dan pikiran untuk hal baru. Pintu pikiran harus terus dibuka.
Kita jangan alergi terhadap perubahan tema. Jangan pernah takut untuk mengeksekusi terlebih dahulu ide yang baru muncul tersebut. Toh, tema lama tidak hilang. Bisa disimpan untuk dieksekusi pada lain waktu dan kesempatan.
Saat itu, dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, tema baru itu begitu deras menawarkan dirinya dan memberi kemudahan untuk dicumbu. Kita diajak larut dalam cengkerama, sambil menelusuri arus gagasan baru yang tak kita perkirakan sebelumnya.
Kita pun dituntut menutaskan tema baru yang "menyelingkuhi" tema lama, tanpa merasa bersalah karena itu adalah anugerah!
Dalam otak manusia, ada banyak memori yang secara sadar dan tidak sadar tersimpan dari beragam pengalaman dan peristiwa yang telah dilalui dalam kehidupan. Memori itu mengendap. Menjadi sebuah "Big Data" bagi setiap individu sesuai setting dirinya. Big Data itu merupakan sebuah energi potensial yang hanya butuh sebuah stimulan tertentu untuk keluar menjadi gagasan, ide dan seterusnya.
Ketika kita melakukan "selingkuh" tema saat menulis, sebenarnya kita tidak sedang "berselingkuh". Karena gagasan atau tema yang muncul belakangan itu bukan barang baru. Semua itu adalah bagian "Big Data" setiap individu yang lama tidur aatu mengendap tadi. Gagasan baru dari Big Data itu terbangun saat kita menulis suatu tema tertentu. Ketika sebuah rangkaian kalimat sudah tersusun dalam bentuk paragraf. Ketika diksi-diksi memperlihatkan aneka makna.
Semua yang ada dalam Big Data itu adalah milik kita sendiri. Milik setiap individu sebagai mahluk yang unik berdasarkan perjalanan hidupnya. Tema baru itu "bukan lelaki lain atau perempuan lain" yang tiba-tiba datang menawarkan diri 'dicumbu" dalam proses menulis anda tadi.
Kita jangan merasa bersalah melakukan perubahan tema ditengah proses menulis artikel. Jangan takut "menyelingkuhi" tema lama untuk mendapatkan sebuah artikel bernas sesuai ciri kepenulisan kita sendiri. Â Jadi, jangan merasa takut. Don wori, beibeh...aku sih rapopo.
----
Peb02/2019