Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Vietnam Lolos 8 Besar Piala Asia, Ketua PSSI Mundur dan "In-depth Interview"

21 Januari 2019   05:19 Diperbarui: 21 Januari 2019   07:07 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar ; bola.kompas.com

Pendukung kesebelasan Vietnam dan Timnas PSSI sedang dalam suka cita. Horee! Hiip Hiip Horee! Kira-kira begitulah soraknya. Wajar saja mereka bergembira karena yang diinginkan tercapai.

Lalu apakah dua peristiwa itu saling berkaitan? Apakah lolosnya Vietnam ke babak 8 Besar final piala Asia menyebabkan Edy Rahmayadi mundur jadi ketua PSSI karena...misalnya malu hati? Bisa "iya", bisa juga "tidak".

Atau sebaliknya, Timnas Vietnam bisa lolos karena Edy Rahmayadi mundur dari jabatan Ketua PSSI? Bisa jadi "iya", bisa juga "tidak".

Momen mundurnya Ketua PSSI dan lolosnya Vietnam terjadi di hari yang sama, namun berbeda waktunya. Edy Rahmayadi mundur pada Minggu pagi. Sedangkan pertandingan"knock out"  yang meloloskan Vietnam berlangsung Minggu sore pukul 15.00 waktu Uni Emirat Arab. Jadi, Edy Rahmayadi lebih dulu menyatakan mundur, kemudian sore harinya Vietnam bertanding dan menang!

Lalu, apa hubungan mundurnya pada pagi hari Edy Rahmayadi dengan prestasi kesebelasan Vietnam? Ya, semua bisa saja terjadi.  Edy Rahmayadi diinspirasi Vietnam, misalnya. Waktu malam Minggu pak Edy tidak pergi ngapel. Capek. Besok ada kongres tahunan PSSI di Bali, jadi badan mesti fit untuk berkongres.

Malam Minggu itu pak Edy leyeh-leyeh sambil baca berita bola. Dia membaca soal timnas Vietnam yang bermain apik di Piala Asia dan lolos 16 besar. Dia kaget. Kemudian bergumam ;

"Bah! Hebat kali Vietnam ini! Negara baru selesai perang aja udah segitu berprestasi. Malu kali pun aku sama PSSI yang tak bisa seperti itu. Kalau aku ngotot lama-lama pegang PSSI tak juga berprestasi, makin malu lah aku. Aagh, besok aku mundur aja lah. Supaya PSSI bisa maju kayak Vietnam si anak kemarin sore itu!"

Besoknya, bak disambar halilintar, peserta kongres PSSI dikejutkan pernyataan resmi dan terbuka pengunduran diri Edy Rahmayadi. Dalam keterkejutan itu, ada yang penyayangkan karena masih cinta Edy Rahmayadi. Ada juga yang senang karena sesuai keinginannya dan sebagian publik pecinta sepakbola nasional.

Tentu saja, alasan yang dikemukakan Edy Rahmayadi di depan forum bukan karena "habis baca berita kesuksesan Vietnam tadi malam". Alasan itu cukup disimpan di dalam hati sebagai pengalaman batin saja.

Sedangkan alasan yang dia kemukakan di depan umum merupakan pernyataan normatif. Dia katakan :
"Demi PSSI berjalan dan maju, makanya saya nyatakan hari ini saya mundur dari Ketua Umum PSSI. Dengan syarat jangan khianati PSSI. Jangan karena satu hal yang lain kita bercokol merusak rumah besar kita, warisan leluhur kita. Ini semua saya lakukan dalam kondisi sehat walafiat. Bertanggungjawablah kalian. Saya mundur bukan tidak bertanggungjawab, tapi karena saya bertanggungjawab." (viva.com)

Kata "Mundur" dan "Bertanggungjawab" bukan hal baru di seputaran Edy Rahmayadi selama menjabat ketua PSSI. Beberapa waktu lalu pun hal itu sudah disuarakan publik kepada Edy Rahmayadi. Tapi dia tetap bergeming. Tak mau mundur. "Apa hak anda menyuruh saya mundur?" #Eeh. 

Lalu kenapa baru saat ini dan secara tiba-tiba mundur? Angin apa yang mendorong dia mundur? Publik ramai berpretensi ini-itu. Tercipta opini. Namun sebenarnya hal ini masih merupakan jadi misteri.

Didalam misteri itu. Segala faktor kemungkinan bisa menjadi inspirasi dirinya untuk mengambil keputusan mundur. Termasuk kemungkinan inspirasi dari  "setelah baca kehebatan Vietnam" tadi. Dan peristiwa itu terjadi ketika beliau "tidak pergi ngapel dan memilih leyeh-leyeh sambil baca berita".

sumber gambar ; akun twitter @afcasiancup
sumber gambar ; akun twitter @afcasiancup

Di dalam penyataan verbal seseorang, ada faktor insipiratif yang tersembunyi,  yang mendorongnya membuat keputusan besar. Namun, alasan inspiratif itu (seringkali) tidak terungkap di ruang publik dengan berbagai alasan ; etika, stabilitas lembaga, dan lain sebaiknya.

Alasan inspiratif tadi dijadikan "milik pribadi" orang tersebut. Disimpan di ruang privat sebagai catatan sejarah dirinya. 

Lalu, apakah alasan inspiratif yang tersembunyi itu bisa diketahui? Bisa!

Dalam metode ilmiah, ada yang namanya "In-depth Interview". Metode ini dikategorikan "Metode Penelitian Kualitatif".

Secara sederhana"In-depth Interview"  diartikan sebagai proses memperoleh atau  menggali informasi/keterangan secara mendalam, terbuka, dan suasana hati yang bebas, dengan cara tanya jawab cara sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

Adapun syarat atau ciri khusus wawancara mendalam ini adalah keterlibatan si Pewawancara yang relatif lama dan mendalam di kehidupan responden/informan. Dari situ terbangun "chemistry", hubungan antar pribadi/individu, dan  saling percaya.  

sumber gambar ; https://seminalresearch.com/in-depth-interviews/
sumber gambar ; https://seminalresearch.com/in-depth-interviews/
Umumnya metode ini dilakukan pada penelitian etnografis, yang dilakukan dalam jangka waktu lama. Bisa bertahun-tahun si Peneliti tinggal dan menjadi bagian dari kehidupan kelompok masyarakat/entitas tertentu yang ditelitinya.

Metode ini untuk mendapatkan sebuah informasi "murni dari lapangan" dari sekian banyak informasi dalam sebuah fenomena besar. Informasi tersebut bersifat rahasia, namun bisa juga tidak, tergantung kesepakatan pewawancara dengan orang yang diwawancarai (responden) . Namun umumnya bersifat "off the record". Pewawancara yang baik akan menjaga rahasia hasil wawancara atau informasi yang diperolehnya. Dia menggunakan informasi "rahasia" itu untu dijadikan data tambahan yang penting untuk diolah lagi bersama informasi lainnya.

Pada kehidupan sehari-hari, yang "bisa" melakukan "In-depth Interview" adalah orang terdekat, misalnya istri, orang tua, adik, teman/sahabat sejati yang tak pernah putus komunikasi/interaksi, teman seperjuangan dan lain-lain--yang mampu menciptakan relasi intim dan 'kepercayaan" antar dua pihak.

Jurnalis yang handal, kompeten dan terpercaya seringkali mampu membangun atau  melakukan "In-depth Interview" terhadap respondennya. Maka seringkali ada kesepakatan kedua pihak dengan sebutan "off the Record". Responden tidak ingin informasi itu diketahui publik.

Metode ini seringkali membuat kejutan! Dan anti mainstream. Seringkali dalam kehidupan umum, orang tenggelam atau dipengaruhi pada pikiran-pikiran dengan tendensi tertentu, atau selalu terlebih dahulu berpretensi ketika melihat suatu peristiwa, sebelum sebuah fakta dan informasi valid didapatkan. Bahkan, dengan kata lain, lebih dahulu menghakimi sebuah kasus/peristiwa.

Ketika orang banyak melihat sebuah mobil mewah yang dikendarai seorang pebrianov yang muda, ganteng, berpenampilan urakan, berbaju mahal, rambut gondrong dicat warna warni, pakai anting-anting cuma sebelah.  Maka orang cenderung menilai ; "Aah, lagaknya dia orang kaya. Sombong. kurang ajar. Sok berkuasa. Kayak jalanan ini punya bapaknya!", dan beragam cemooh atau stigma bernada negatif.

Namun, setelah dilakukan penelitian, ternyata pebrianov si orang kaya itu sedang membawa tetangga dibelakang komplek rumah mewahnya. Tetangganya itu harus segera mendapat pertolongan medis/rumah sakit karena terserang penyakit jantung. Makanya pebrianov ngebut menjalankan mobilnya menuju rumah sakit.

Fakta lain yang didapat melalui "In-depth Interview" ;  pebrianov itu memang berhati mulia, sangat empati pada rakyat miskin di sekitar tempat tinggalnya karena dulu, waktu masih miskin sering dicuekin orang kaya. Kucing kesayangannya mati karena orang kaya di dekat rumahnya tidak mau mengantar pakai mobil saat si kucing itu sakit keras. Kematian kucingnya hampir membuat semangat hidup pebrianov hilang. Dia sempat lama tidak mau mandi dan tidak menulis di kompasiana. 

Informasi dari "In-depth Interview" itu di luar dugaan banyak orang. Kalau dibeberkan akan bikin gempar dunia persilatan. Informasi itu akhirnya disimpan karena bersifat privat. Tak banyak yang tahu selain Raisa dan Vanessa, dua orang yang dekat dan dia percayai.

Oh ya, fakta lain ternyata si pebrianov itu orangnya disiplin, berani dan dapat dipercaya. Dia rajin menabung dan tidak sombong. Hua ha ha ha! Narsisnya..ancoreee gilak!.

Makanya ada kata pepatah jaman kuda gigit Tjelana yang tertulis ; "Don't judge a book by its cover" untuk mengingatkan orang agar tidak main hakim sendiri. Main jaksa atau main polisi sendiri. Heu heu heu! Dan asal lu tau pade yee...Metode "In-depth Interview" menjadi "backing vocal" dari pepatah itu. Heu heu heu...

Nah, soal Edy Rahmayadi "terinspirasi" prestasi timnas Vietnam tadi hanyalah contoh kemungkinan. Bukan hasil "In-depth Interview" yang sebenarnya. Itu bisa-bisanya si pebrianov aja yang sok keminter! #eeh...jangan main hakim,  jaksa,  polisi sendiri ya! Ingat pepatah purba "Don't judge a bikini by its cover". Heuheuheu...!

Oh, ya bagaimana soal sebaliknya,  yakni kaitan timnas Vietnam bisa menang karena Edy Rahmayadi mundur? Untuk mengetahuinya hal itu harus dilakukan penelitian lebih lanjut. Saya capek nih ngetik pake BB jadul sambil cekikikan sendiri gegara bikin contoh pepatah bikini di atas. Hahahaha!

Begini saja. Logika abal-abalnya ;  pemain Vietnam dapat kabar pada pagi hari bahwa Edy Rahmayadi mundur, sehingga para pemainnya  sangat senang sehingga bisa bermain lepas. Mereka bermain kesetanan seperti Naga Emas (gold dragon) yang kelaparan ingin makan bola.

Mereka bersuka cita setelah sekian lama menginginkan Edy Rahmayadi mundur dari jabatan ketua PSSI gegara berbagai performance-nya yang blunder terkait kebijakan, cara komunikasi publiknya, berbagai masalah skandal organisasi PSSI seperti pengaturan skor, suap, dan lain sebagainya.

Nah, setelah diteliti dengan suatu metode, ternyata pemain yang berkostum timnas Vietnam itu adalah para pemain inti timnas Indonesia! Sebagai pendukung garis keras timnas Indonesia, aku sih rapopo. Heu heu heu...

---
Peb20/01/2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun