Acara Kompasianival 2018 sudah dekat. Tinggal hitungan hari. Ibarat orang hamil tua sudah mengalami bukaan ke tiga. Mungkin ada yang belum tahu apa artinya bukaan ke tiga, bisa ditanyakan di pos satpam terdekat, atau bagian informasi produsen pintu dan jendela terdekat di kota anda.
Kompasianival 2018 merupakan ajang temu penulis dan pembaca kompasiana. Ini bukan ajang temu biasa, tapi merupakan Pesta para  blogger! Di pesta itu, salah satu acara puncaknya adalah penyerahan Kompasiana Award, yakni penghargaan kepada Kompasianer berprestasi dan masuk Nomine untuk meraih penghargaan, seperti yang sudah diumumkan Kompasiana official beberapa waktu lalu.
Dari pembicaraan grup WA dan atas saran seorang kawan dekat, saya diminta membuat prediksi pemenang Kompasiana Award. Mereka percaya saya bisa membuat prediksi itu dengan bekal ilmu gaib yang saya punya. Ilmu gaib tersebut sudah terbukti ampuh, kuat dan tahan dalam memprediksi  hasil-hasil sepakbola di tanah air dan dunia.
Saat Piala dunia lalu, prediksi saya tepat semua. Saat Perancis melawan Kroasia di partai final, saya prediksikan Perancis akan juara--beberapa detik sebelum wasit meniupkan pluit panjang tanda berakhirnya pertandingan. Bukan hanya pemenangnya saya, skornya pun tidak meleset!
Demikian juga prediski saya soal Timnas Indonesia dalam Piala AFF. Beberapa detik sebelum wasit menutup pertandingan Thailand vs Filipina, saya prediksikan Timnas Indonesia berhasil  mngelami kegagalan masuk semifinal. Heu heu heu...
Faktor Kesulitan Menentukan Pemenang
Ilmu gaib saat ini sedang tren di era milenial untuk membuat status, pernyataan, temuan atau pun prediksi. Itulah sebabnya, ilmu gaib yang saya miliki laku keras. Padahal saya tidak pernah pakai obat pengeras. Lagi pula selama ini, anu saya selembut sutera, sealiran dengan  Obby Mesakh dan Rinto Harahap...
Kembali ke pemenang Kompasianival 2018, sebenarnya sulit bagi saya untuk membuat prediksi tersebut karena beberapa sebab, misalnya ; saya kenal hampir semua nominee pada setiap kategori award, mulai dari kategori  Best in Citizen Journalism, Best in Opinion, Best in Specific Interest dan Best in Fiction.Â
Saking kenalnya dengan mereka secara ilmu gaib, saya sangat hapal luar-dalam tentang mereka. Saya tahu ukuran, merk dan warna celana dalam mereka pada tanggal muda dan setiap Malam Ju'mat.Â
Tentunya semua itu jadi rahasia saya. Ada etika komunitas ilmu gaib yang saya pegang teguh untuk tidak menginformasikannya kepada publik. Sesuai dengan Undang-Undang Informasi Publik, rahasia  bisa diberikan kepada umum setelah 30 tahun dari sekarang. Jadi, 30 tahun lagi, setelah saya jadi admin, maka akan saya informasikan ke semua media dan akan dicatat ke dalam lembar  negara gaib.
Hal lain yang membuat saya relatif sulit membuat prediksi adalah faktor cuaca, jarak pandang dan arus kedalaman yang sangat deras. Cuaca yang tidak menentu dan sering turun hujan menjadikan gelombang sangat besar, sehingga menyulitkan saya untuk bakar kemenyan dan mandi kembang tujuh rupa tujuh warna. Â Sementara arus yang deras bisa membuat kemenyan saya hanyut. Ditambah jarak pandang yang dekat karena air sangat keruh menyebabkan saya sulit menebak wajah para nominee.Â
Seringkali yang muncul justru wajah Raisa, Awkarin, Maria Ozawa atau Miyabi, dan Mia Khalifa. Saya bersyukur tidak muncul wajah Sule dan Andre, atau Vincent dan Desta karena bisa dipastikan metode ilmu ghaib saya akan hancur berantakan karena tertawa sendiri.Â
Ilmu gaib sangat pantang tertawa sendiri karena akan dianggap waras seperti manusia normal oleh komunitas pakar keilmuan gaib. Umumnya ilmu gaib harus bersikap dingin, jaim, dan sok tak kenal pihak lain. Tidak boleh menjalin emosi atau romantisme dengan obyek yang diterawang. Peraturan ini keluar setelah Dewan Kehormatan Pakar ilmu gaib belajar dari kesalahan Demi Moore dan Patrick Swayze dalam filem "Ghost".Â
Walau relatif sulit melakukan prediksi karena berbaga faktor tersebut, namun demi menghormati kepercayaan teman, maka saya tetap kerjakan. Ini juga sebagai pertanggungjawaban jabatan saya selaku Profesor dalam ilmu Ghaib di dunia maya. Disinilah kepakaran saya diuji, dan integritas saya dipertaruhkan.Â
Selain itu ada misi kegaiaban, mirip sifat humanis, yakni dengan membuat prediksi pemenang, maka si pemenang sejak jauh hari bisa mempersiapkan selamatan di kampungnya. Â Dia bisa pesan catering, sewa kursi dan tenda, mencetak undangan, tata rias dan dekorasi, serta beli celana baru untuk acar selamatan kemenangannya.
Metode Ilmiah Prediksi GaibÂ
Dalam menentukan nama-nama pemenang Kompasiana Award ini, saya menggunakan metode etnografi  gaib atau yang disebut etnography gaib method.  Metode ini menempatkan saya sebagai pihak yang diamati secara utuh.Â
Saya menjadi para nominee itu secara ghaib  dengan memasuki roh mereka, untuk merasakan sensasi, memahami  dinamika emosi, harapan  dan impian mereka. Untuk hal tersebut, saya dipantangkan membawa referensi apapun karena bisa merusak obyektifitas saya sebagai mereka. Jadi, ketika saya memasuki tubuh dan jiwa para nominee, pikiran saya harus kosong.Â
Dengan metode itu saya berusaha mengumpulkan semua data  sebagai para nominee. Apa yang mereka lakukan dan pikirkan, termasuk segala kebiasaan-kebiasaan mereka selama menjadi nominee. Dari pengalaman menjadi setiap nominee itu itu saya jadikan data, kemudian saya olah.  Akhirnya didapatlah nama-nama pemenangnya, sebagai berikut : pertama, Â
- Best in Citizen Journalism diraih oleh
- Best in Opinion, diraih oleh
- Best in Specific Interest, diraih oleh
- Best in Fiction, diraih oleh
Saya ucapkan selamat kepada seluruh pemenang yang namanya sudah disebutkan diatas. Â Proficiat. Anda adalah orang-orang pilihan yang kini menjadi rujukan bagi semua kompasianer.Â
Bagi pembaca yang merasa kesulitan membaca nama para pemenang, saya maklumi karena ilmu gaibnya belum khatam. Untuk itu saya sarankan belajar ilmu gaib lebih tekun lagi.Â
Beberapa buku ilmu gaib saya bisa dijadikan acuan belajar. Pembaca bisa mendapatkannya di kantor admin kompasiana, atau toko celana terdekat. Bisa juga pesan online secara gaib. Aku sih rapopo...
----Â
peb, pakar ilmu gaib bersertifikat P4 100jam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H