Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sudah Saatnya PSSI Dipimpin Mantan Pemain Bola Nasional

22 November 2018   10:35 Diperbarui: 30 November 2018   04:28 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap Timnas Indonesia gagal pada suatu turnamen Internasional, maka publik akan menyorot PSSI, khususnya sang Ketua. Dari ketua, akan menuju pada kebijakannya menentukan pelatih dan program kerja lapangan. 

Seringkali, soal pelatih dipermasalahkan. Entah kualitas pelatihnya, program kerja yang dibuat, sampai pada masalah gaji pelatih, dan lain sebagainya.

Masalah kegagalan Timnas akhirnya tak jauh dari permasalahan kepengurusan PSSI itu sendiri.

Ada suatu kesenjangan antara keputusan PSSI dengan kenyataan di lapangan, khususnya program di Timnas tersebut. Seolah-olah, Ketua PSSI tak mengerti kebutuhan timnas.

Benarkah demikian? Apakah ketua PSSI selama ini tak paham semua kebutuhan ideal timnas untuk bisa berprestasi?

Satu contoh,  ketika Luis Milla, yang dipandang telah mampu membuat perubahan karakter bermain timnas, namun akhirnya harus diberhentikan ditengah jalan karena konon masalah gaji. Sementara di sisi lain, dilapangan, para pemain sudah merasa cocok dengan sang pelatihm Demikian juga menurut pandangan sejumlah pengamatsepakbola yang merupakan mantan pemain bola nasional. 

Kalau berdasarkan suara-suara para pelaku aktif lapangan hijau atau mantan pemain, maka nampaknya ada yang tidak nyambung dengan kebijakan PSSI dalam mengelola tim pelatih nasional.

Ketika kasus Luis Milla mencuat- justru terjadi diujung akan dimulainya turnamen Piala AFF 2018, publik menyayangkan sikap PSSI yang tidak profesional. tidak  sekalian mengontrak Luis Milla dalam jangka waktu lebih lama, sehingga hasil kerjanya tidak setengah-setengah.

Kalau begitu, perlukah seorang ketua PSSI dijabat mantan pemain nasional-- dengan pemikiran bahwa mantan pemain nasional lebih paham seluk beluk kebutuhan sebuah tim nasional.

Sejarah mencatat, sejak organisasi PSSI berdiri tahun 1930, hampir semua ketua yang pernah menjabat bukan mantan pemain nasiona. Ketua PSSI lebih banyak diduduki oleh pejabat/politisi atau pengusaha atau gabungan keduanya yakni pejabat/politisi yang pengusaha, atau pengusaha yang pejabat/politisi.

Hanya sekali ketua PSSI dijabat mantan pemain nasional yakni Maulwi Saelan, pemain nasional era tahun 1954-1958. Dia menjabat ketua PSSI tahun 1964-1967. Saat itu Timnas Indonesia sangat disegani di benua Asia.

Namun pertanyaannya, apakah sosok Timnas Indonesia yang disegani masa itu karena program kerja sang Ketua PSSI yang mantan pemain nasional?

Melihat dinamika sosial-politik dan berbagai keterbatasan masa itu,  serta situasi / dinamika persaingan sepakbola internasional era lalu, sulit rasanya untuk mengukur hubungan sebab akibat ketua PSSI yang mantan pemain nasional dengan prestasi Timnas Indonesia. Sehingga tidak bisa sepenuhnya dijadikan rujukan. Namun bukan tidak mungkin--seandainya dilakukan penelitian lebih lanjut yang mendalam untuk melihat relasinya.

Namun demikian, tantangan sepakbola masa kini tentu sudah berubah banyak dibandingkan masa lalu. Saat ini, dinamika sepakbola jauh lebih kompleks. Didalam situasi tersebut, peran  sang ketua PSSI sangat vital untuk memahami kebutuhan atau disain timnas, mulai dari pemilihan pelatih, program kerja, pemilihan pemain, pendanan, dan lain sebagainya.

Memilih ketua PSSI dari kalangan mantan pemain nasional mungkin perlu dicoba. Tapi masalahnya, adakah mantan pemain yang punya power kuat, baik pengaruh dalam kenegaraan, relasi dengan semua kalangan, kemampuan mendapatkan dana organisasi, kemampuan komukasi publik yang baik, dan lain sebagainya  untuk menjadi nahkoda PSSI? Kalau ada, jangan malu untuk jadi ketua PSSI. Inilah saatnya bikin sejarah prestasi internasional  Timnas bukan sebagai pemain nasional, tapi sebagai Pak Ketua PSSI. Kalau memang ada, aku sih, rapopo...

Salam sepakbola nasional...

--- 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun