Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Event Fiksi] Luka Dalam Diam

11 November 2018   04:27 Diperbarui: 11 November 2018   04:46 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : idntimes.com

Aku menemukan luka di tubuh perih. Saat pertama kali kusapa, luka terdiam. Dia hanya bergerak sedikit. Mungkin terkejut. Tak menyangka ada yang mengenali dirinya.

Aku memberikan senyum. Mengulurkan tangan, tanda persahabatan. Luka tak menyambutnya.

Beberapa kali kupanggil. Tak ada kata balasan terucap. Namun aku yakin, luka mendengar kata-kataku. 

Tak hilang akal, aku tetap berada di dekat luka. Berharap dapatkan keberuntungan.

Tiba-tiba waktu datang menghampiriku. Entah darimana dia masuk. Tak sempat kulihat. 

Sambil memandang luka, waktu berbisik sembari menyelipkan kenangan ke dalam genggamanku. Aku menjadi terdiam. 

Waktu kemudian mengajakku sedikit menjauh dari luka. Tapi aku tak beranjak. Tak ada kata dan suara. 

Waktu terus mengumbar dirinya. Tanganku ditarik. Tubuhku diguncang. Aku tetap bergeming, bagai sebuah batu besar yang sebagian tertanam sangat dalam. 

--- 

Puisi ini dibuat untuk [Event  Fiksi] Luka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun