Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Om Kardus dan Muka Orang Kampung

5 November 2018   13:09 Diperbarui: 5 November 2018   13:58 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : pixabay.com

"Iya, pak. Ndak apa-apa. Ini sambil dinginkan badan dan hati.  Tadi nyurung motor dari alun-alun yang nyebelin."

Aku tertarik dengan kata "ngebelin" yang keluar dari mulut si bapak gemuk itu.

"Emang kenapa alun-alun itu nyebelin pak?"  Tanyaku.

" lho, si Kardus itu tadi pidato. Dalam pidatonya dia menghina orang-orang kampung kita.  Katanya, wajah orang kampung kita gak punya tampang jadi orang kaya. Kalau ke hotel bintang lima di kota akan diusir satpam. Banyak lagi deh!"

"Lho, yang bener pak?"  Tanya ku karena kaget.

"Iya, bener Den! Ini saya rekam pakai hape saya. Nih..lihat saja." Si bapak itu menyodorkan hapenya. Kulihat rekaman itu dengan seksama. Tak ketinggalan, si tukang tambal ban ikut nimbrung di sampingku.

Aku senyam-senyum saja. Sebenarnya  ingin tertawa keras. Kurasa ini kejadian lucu. Om Kardus datang untuk kampanye. Dia perlu dukungan suara. Harusnya dia baik-baikin orang kampung, tapi ini malah melecehkan.

Aku pun berkomentar.

"Pak, mungkin Om Kardus bermaksud bercanda aja. Tidak serius".

"Becanda apa kayak gitu, Den. Ya, namanya melecehkan tho!"  Terdengar nada tinggi dari si bapak yang kurus.

Kemudian si bapak yang gemuk ikut menimpali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun