Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Om Kardus dan Muka Orang Kampung

5 November 2018   13:09 Diperbarui: 5 November 2018   13:58 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya juga ogaah, boss. Emang saya tukang tambal apaan? Tau sendirilah siapa Om Kardus itu. Dari dulu cuma omong doang."

Hahahaha! Spontan kami pun serentak tertawa. Heran juga, kok bisa bareng. Tanpa dikomando.

Dia terlihat terus bekerja dengan peralatan bengkelnya. Sementara aku duduk syantik di bangku unik terbuat dari ban mobil bekas. Terasa nyaman. Tempat itu sejuk, berada di bawah pohon besar di tepi jalan utama. Lokasi yang strategis untuk usaha dan cuci mata.

Aku kemudian tenggelam dalam smartphone ku. Senyam-senyum sendiri membaca komen di grup medsos, WA, FB dan twitter. Sesekali aku menuliskan balasan yang sexy yang akan mengundang followerku komen balik.

Inilah kenikmatan wasting time! Kalau sudah begini, aku benar-benar jadi cowok keren. Fans ku banyak di medsos. Heu heu heu...

+++

Saat aku sedang asyik dengan smartphone, tiba-tiba datang dua orang bapak. Yang satu kurus dan satunya agak gemuk dengan rambut beruban. Yang gemuk menuntun motornya diikuti yang kurus sembari membawa dua helm kumal.

Dia nmemarkirkan motornya. Kulihat ban belakang motor itu kempes.

"Bocor, pak?" Tanya ku basa-basi.

"Iya nih nyebelin!" Kata bapak yang gemuk, sambil menuju tempat duduk panjang dari kayu.

"Pak, mau menunggu sebentar?Saya kerjakan dulu dua motor ini baru punya bapak, ya."  Kata si Tukang tambal ban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun