Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Cara Lain Rindu Membunuh

19 Oktober 2018   11:46 Diperbarui: 19 Oktober 2018   13:09 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : pixabay.com

Tapi mungkin rindu pun tak pernah mengira, sebagian bulirnya kucuri. Kusembunyikan di rongga sumsum tubuh jiwaku. Bulir itu akan kubawa. Entah ke surga atau neraka. Sebagai pelipur diri. Bahwa aku tak sepenuhnya kalah oleh kebengisan rindu.

---

Peb, test posting 19/10/2018

sila baca juga fiksi Lilik Fatimah Azzahra : Tentang Lelaki Pemujamu


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun