"Bong, tadi aku ke kantor instansi pemerintah, mau ngurus surat-suratku. Trus, kamu tau gak?"
"Yaaeelah, mana aku tau Pret...kamu itu ngomong yang tuntas dong. Jangan kayak coitus interuptus."
"Hah? Istilah apaan tuh bong, aku baru dengar."
"Udeeh, nanti kujelaskan. Trus kamu tadi mau cerita apa di instansi pemerintah".
"Gini Pret, waktu aku masuk lift, mau ke lantai 7 sesuai nomor Ronaldo. Eeeh, di dalam lift itu aku lama banget. Lift gak naik-naik. Tetap aja di lantai 1. Jangan-jangan aku diprovokasi. Aku pastikan aku mutung. Aku mau walk out, tapi malu karena sendirian dalam lift"
"Lah, trus?"
"Aku sempat mikir, barangkali instansi ini tau kalo aku Kampret yang suka jelek-jelekin pemerintah. Jadi aku dizolimi. Hadeuuh Pret, aku sebeell banget di dalam lift. Aku terus berdoa supaya liftnya segera naik".
"Hahahaha! Rasain lu!"
"Eh, tau gak Pret...gak lama kemudian pintu lift terbuka. Seorang cewek cantik nan seksi masuk. Aku terkesima. Dia kemudian pencet angka 7. Trus, kamu tau gak Bong?"
"Eeh..yaa gak tau, emang kenapa cewek itu?"
"Bukan soal cewek itu, Bong..."
"Lala apa, Pret?"
"Bong, ternyata waktu aku lama di lift itu aku lupa pencet tombol nomor lantai. Perasaan waktu masuk otomatis sekalian liftnya naik..."
"Aaw...aaw ! Trus gimana dong si cewek itu sama kamu?"
"Apa urusan Anda menanyakan hal itu?" .Â
"Laaah..Pret, jangan marah gitu dong. Ailopyu pul."
"Iya, Bong...ailopyupul juga..."
--
Diakhir kisah, Kampret dan Cebong berpelukan teletubbies. Tapi saat Kampret ingin mengecup kepala Cebong, si Cebong menghindar secara gesit karena tak ingin tersipu malu.
Tapi hal itu tak mengurangi kemesraan mereka.
Tamat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H