Pemerintahan sekarang tidak mau lagi seperti masa lalu. Dan rakyat (publik) pun jangan mau diprovokasi--ditakut-takuti berita bohong bahwa naiknya nilai dolar akan sama kondisinya dengan jaman krisis Era Orde baru tahun 1998.Â
Provokasi itu berniat membuat kondisi ekonomi dan sosial negara kita jadi gaduh, yang berpotensi terjadinya kerusuhan sosial layaknya masa lalu. Bila itu terjadi, rakyat yang rugi, sementara berbagai kelompok provokator itu mengambil keuntungan politis terkait syahwat kekuasaan yang sudah lama mereka incar. Sementara di sisi lain, mereka belum tentu mampu memberi solusi nyata terhadap krisis ekonomi global tersebut. Â Â
Struktur ekonomi dan cara pemerintahan Indonesia saat ini sudah tidak sama seperti masa lalu. Ini yang harus publik negeri ini pahami. Kini subsidi BBM memang hampir ditiadakan, hanya di berapa item saja diberikan subsidi untuk rakyat kecil. Jumlahnya tidak besar namun fokus dan tetap dikontrol agar tepat sasaran.Â
Dengan demikian, dana besar bisa digunakan sepenuhnya untuk pembangunan berbagai infrastruktur agar rakyat mudah menjalankan produksinya (perekonomiannya) sesuai potensi daerah masing-masing. Rakyat mendapatkan kemudahan memobilisasi hasil-hasil produksi daerah dari dari wilayah ke wilayah lainnya dengan cepat.
Jumlah uang yang pemerintah terdahulu gunakan untuk subsidi, kini oleh pemerintahan sekarang  digunakan untuk membiayai pembangunan, yang wujudnya nyata, bisa digunakan dari satu generasi ke generasi berikutnya, misalnya jalan, jembatan, pelabuhan, prasarana irigasi dan kelautan, dan lain-lainnya di berbagai pelosok negeri ini. Dengan demikian bisa menciptakan pertumbuhan produksi (perekonomian) rakyat kecil secara mandiri dan merata. Â
Kebijakan pembangunan pemerintah sekarang tidak sama dengan masa lalu. Bukti nyata sudah dilihat dan dirasakan pada berbagai infrastrukur terbangun, walau belum mencapai hasil maksimal. Ini merupakan proses yang "on going" sembari memanfaatkan yang sudah ada tersebut.
Kini pembangunan lebih memperkuat pengadaan asset fungsional bagi rakyat. Jadi, terkait menurunnya nilai rupiah atau naiknya dolar atas rupiah bukan persoalan yang perlu membuat masyarakat panik. Asset itu lah yang akan mendukung segala usaha perekonomian rakyat, agar mandiri dan kuat terhadap tekanan krisis global.
Masyarakat harus terus mendukung upaya-upaya pemerintah dalam mengatasi krisis global. Itu lebih bermanfaat daripada bertindak kontraproduktif karena dimakan isu yang dilontarkan kelompok-kelompok politis anti pemerintah. Mereka memanfaat kan krisis global untuk menciptakan citra buruk pemerintahan sekrang. Mereka bermaksud mengadu domba rakyat dengan pemerintah dengan tujuan menghilangkan kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan Jokowi saat ini. Â
Sekarang jaman teknologi dan informasi. Perangkat informasi canggih dan cepat. Dunia pun bagai dalam genggaman. Segala infromasi dari seluruh penjuru dunia mudah didapatkan. Bila ada isu atau kabar dari berbagai sumber yang tidak jelas, bisa dilakukan cek dan ricek pada sumber informasi yang valid, misalnya media mainstream yang tidak diragukan obyektivitas-integritasnya. Ini koentji, sodara-sodara!
Dengan mendukung segala upaya pemerintah, negara kita mendapatkan point plus dimata dunia internasional, bahwa masyarakaat dan pemerintah tetap solid, politik dalam negeri tetap stabil yang mampu menciptakan aman bagi mereka untuk berinvestasi atau menjalankan investasi yang sudah ada. Roda pembangunan ekonomi tak henti dipacu, sehingga bisa memperkuat nilai rupiah terhadap mata uang Dolar.
Mendung pasti berlalu. Kalau bukan pemerintah dan rakyat yang melakukannya, siapa lagi? Kalau bukan sekarang kapan lagi? Aku sih rapopo.