Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Sandiaga Uno "Menyogok" PAN dan PKS, Gambaran Suram Kepemimpinan Prabowo

25 Agustus 2018   13:30 Diperbarui: 25 Agustus 2018   18:36 1302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila melihat drama politik 1 Trilyun Gerindra bersama tiga koalisinya mendekati akhir pencapresan sungguh tak elok. Tak etis. Menyakiti rakyat. Padahal sebagai pihak oposisi mereka sering mengatakan rakyat sedang menderita karena harga-harga kebutuhan pokok naik. 

Namun dengan gamblangnya Gerindra menggunakan dana 1 Trilyun hanya untuk dua partai saja. Kenapa uang itu tidak untuk bakti sosial yang langsung dinikmati rakyat? Bukankah aksi sosial itu juga bisa membuat nama partainya harum di mata rakyat calon pemilih?

Aksi Sandiaga Uno memberi uang 1 Trilyun dan terciptanya label "Jenderal Kardus" menjadikan rakyat dipertontonkan aksi Capres/Cawapres yang tidak peka terhadap penderitaan rakyat. Dengan kata lain, dengan uang itu Prabowo dengan Gerindra dan koalisinya nya telah "mengangkangi" rasa keadilan dan "membodohi" rakyat awam politik.

sumber gambar: tubasmedia.com
sumber gambar: tubasmedia.com
Prabowo bersama koalisi Gerindra-PAN-PKS-Demokrat inikah yang layak dipilih rakyat Indonesia? Padahal rakyat Indonesia sedang giat-giatnya Kerja..Kerja..Kerja..membangun negeri kaya raya ini agar bisa maju dan sejahtera sejajar dengan negara maju lain di Asia, bahkan dunia! Bagaimana Prabowo (Gerindra) bisa bisa dipercaya memimpin bila mengurus dua partai setianya saja harus membuat kadernya Sandiaga Uno menyogok uang sebegitu besar? Uang itu sejatinya bisa untuk membantu rakyat miskin yang sedang ditimpa musibah bencana alam.

Uang total 1 Trilyun bukanlah jumlah yang sedikit. Dana sebesar itu kalau mau bisa membangun infrastruktur irigasi, listrik, jalan dan jembatan yang bisa memperkuat perekonomian rakyat kecil pedesaan. Kalau mau, uang itu juga bisa digunakan untuk modal usaha kecil rakyat, perbaikan lingkungan kumuh, atau untuk membeli beras bagi rakyat miskin. 

Kalau mau, uang itu juga bisa untuk membantu rakyat di Lombok dan Bali yang sedang ditimpa musibah bencana alam. Betapa bahagianya rakyat bila itu dilakukan. Tapi tidak! Karena dana itu hanya untuk sekelompok orang saja, yang haus akan kekuasaan.

Kisah "dramatis" Sandiaga Uno memberikan uang 1 Trilyun telah terjadi. Dan Sandiaga telah mengakui hal itu. Sandiaga bisa saja trindikasi suap karena masih sebagai pejabat publik yakni menjabat Wagub DKI. Untuk mengaitkan dan pembuktian di ranah hukum perlu waktu dan strategi yang tidak mudah. 

Namun demikian, rakyat telah dipertontonkan drama uang 1 Trilyun pada proses  capres dan cawapres Prabowo/Sandiaga Uno. Sehingga opini dan citra telah tterbentuk di ruang publik tentang adanya uang mahar politik kepada PAN dan PKS. Dan tentang "Jenderal Kardus". Bagi logika awam hal itu tidak etis dan sebuah bentuk politik yang buruk, yang inheren dengan suramnya kepemimpinan Prabowo.

Kini rakyat sudah cerdas dalam melihat politik. Semua drama itu akan sangat menentukan pertimbangan rakyat dalam pemilihan Presiden/Wakil Presiden nanti. Kita lihat saja hasilnya nanti.

-----

referensi : kompas.com ; merdeka.com ; detik.com satu, dua, tiga, empat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun