Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Lawan Malaysia, Timnas U16 Indonesia Harus Sembuh dari "Penyakit Turunan"

9 Agustus 2018   11:05 Diperbarui: 9 Agustus 2018   11:38 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : kompas.com

Pertandingan babak semifinal Piala AFF U16 nanti malam antara Indonesia melawan Malaysia sudah sangat ditunggu-tunggu pecinta bola nasional. Ini adalah pertandingan Klasik, sebuah 'big mach' yang serasa grand final.

Setiap timnas sepakbola Indonesia  bertemu Malaysia pada berbagai kejuaraan di babak apapun, bahkan masih penyisihan grup, maka laga itu menjadi bagai laga final. Ada pertaruhan gengsi sesama bangsa serumpun. 

Sebenarnya, laga klasik penuh gengsi itu bermula dari berbagai laga tingkat senior yang sudah berlangsung lama. Namun dalam perkembangannya, faktor emosional publik kedua negara membawa aura rivalitas Indonesia-Malaysia menurun ke semua level usia, termasuk turun di Timnas U19 dan U16.

Untuk U16, ini merupakan kejuaraan resmi  pertama mereka bertemu Malaysia. Mau tidak mau turunan aura rivalitas klasik mendera mereka. Disatu sisi hal ini bisa jadi motivasi tinggi untuk bermain lebih baik lagi daripada laga-laga yang pernah dilewati melawan negara lain. Namun di sisi lain, "aura turunan" itu bisa menjadi beban dan "penyakit turunan" yang bisa membuat permainanTimnas mengalami antiklimaks, kemudian kalah menyakitkan.

Para pemain Timnas U16 bukannya tidak paham situasi dan kondisi rivalitas klasik tersebut. Mereka sudah tahu dan  pernah melihat atau menonton di televisi dan berita bagaimana aura klasik tercipta saat 'om dan abang' mereka melawan Malaysia. Dan mereka pun melihat euforia publik dan tragedi yang dialami om dan abang mereka saat ditekuk Malaysia. Padahal dari segi teknis permainan tidak  kalah dengan Malaysia.

Kekalahan Om dan Abang mereka lebih dikarenakan beban mental yang berlebih bila bertemu Malaysia. Beban itu bagai "penyakit turunan" yang sulit dihilangkan, walau skuat tim sudah berubah dari tahun ke tahun.

Saat ini, persoalan teknik bermain kiranya bukan lagi hal utama, karena Timnas U16 sudah teruji selama babak penyisihan grup melawan tim tangguh Vietnam, Myanmar dan Kamboja.

Namun penampilan apik Timnas U16 kita selama babak penyisihan grup bukan jaminan kemenangan lawan Malaysia, bila tidak bisa menghilangkan"penyakit turunan" tersebut. Beberapa tragedi di tingkat senior telah jadi contoh soal yang perlu dipelajari oleh Coach Fachri Husaini dan segenap official tim untuk bersama-sama menciptakan spirit positif yang bisa menghilangkan "penyakit turunan" tersebut.

Pertarungan melawan Malaysa nanti adalah pertarungan non teknis yakni pertarungan timnas U16 kita melawan diri sendiri untuk lepas dari penyakit turunan yang bersemayam di tubuh Timnas Indonesia. 

Semoga mereka bisa sembuh total, dan kemudian meraih kemenangan. Mari kita dukung Timnas U16 kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun