Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kau Bidadari Iblis yang Sombong, Desol!

14 Mei 2018   10:51 Diperbarui: 14 Mei 2018   11:10 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Des, namamu tak pernah lekang di jagat lembab hasrat primitif ku. Masih tersimpan diantara bilik-bilik luka masa lalu. 

Luka itu kubalur bulir-bulir abu masa lalu mu yang kurampas dari lelehan airmata munafik keperempuananmu. Sengaja begitu. Aku ingin hidup dalam maha kesakitan abadi kita.

Luka itu kulilit urai rambut cantikmu yang kutebas saat kita satu ayunan birahi. 

Luka itu tertindih darah keringmu yang dulu tak pernah mampu kuhela saat kau dan aku satu regang kenikmatan atas kesakitan kita. Saat masa lalumu kurenggut paksa dari ketololanmu di bawah altar iblis. Saat masa depan kubenamkan di mitokondriamu yang kubelah.

Ketika kau bagai batu karang membohongi diri tak ingin menyatu dalam tulang rusukku, kupikir itu hanya jeda bagi keniscayaan refrain yang entah kapan akan memulai.

Kini, nama Lilik Fatimah Azzahra perempuan tanpa dosa itu kau teriakan penuh keangkuhan. Kau wartakan pada kegelapan tentang amis darah dan potongan tubuh di kisi-kisi langit kesombonganmu. Kau memang bidadari iblis, Des! 

Tahukah kau? Lengkingmu telah denyutkan deret luka masa lalu kita. Membuka pori-pori hasrat primitif. Bangunkan aku dari mimpi rindu dendam.

Kulihat iblis mulai menari dibalik tirai. Ini kah awal maha refrain itu, Des?

----

Peb@2018

Sebagai balasan untuk Desol ; Jangan Bangunkan Aku, Lilik Fatimah Azzahra!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun