Beruntunglah ada "ruang musik" seperti media Kompasiana yang tersedia beragam alat musik untuk para penulis artikel politik "memainkan musiknya" secara jelas. Artinya di Kompasiana memiliki sumber informasi beserta rangkaiannya yang relatif lengkap. Â
Persoalan sebuah artikel politik itu merupakan pembelaan suatu isu aktual atau sebaliknya bukan lagi hal yang utama karena artikel politik memberi ruang permisif yang luas dan nyaman bagi  si Penulis untuk menentukan sikap politiknya. Disisi lain, yang dicari pembaca adalah "nada musik"  yang jelas.
Bukan seperti suara grumunan lebah yang sedang marah atau birahi---semata-mata datang berdasarkan insting. Sudah lah tidak jelas, malah makin memperkeruh keterbatasan pemaham publik awam terhadap suatu isu aktual politik.
Seorang penulis artikel politik sejatinya bisa membangun sebuah perpektif bagi pembaca dari elemen dimensi yang dia pilih dan isu lain terkait yang dia kumpulkan. Minimal si Penulis tersebut mampu membangun satu dimensi secara jelas.
Selain itu, walau tidak mudah, kalau mampu meramunya dalam dua atau tiga dimensi secara logis, runtut, penuh referensi, maka bukan tidak mungkin menjadi artikel yang menarik, baik bagi para pembaca yang satu pilihan politik, maupun  bagi pembaca netral dan yang berseberangan pilihan politik. Di sinilah sebuah artikel politik jadi bernilai, bukan semata bermodalkan rasa "gemes".
-----Â
Peb2018Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H