Memberikan dukungan politik pada Jokowi dalam pilpres nanti merupakan salah satu cara JK untuk menutup karienya dengan tenang. Beberapa pertimbangan bisa menjadi dasar keputusan pribadnya yakni :
Pertama, mendukung Jokowi sebagai pembuktian JK bukan kawan yang pencundang. Bukan kawan yang suka menusuk dari belakang. Ini sebagai bentuk balas budi pada Jokowi. Selama JK melakukan sepak terjang politisnya dahulu, Jokowi tidak mengambil jarak secara frontal di ruang publik sehingga nama JK cukup tertolong tidak ambruk total dimata publik.  Sikap toleran Jokowi ini perlu diapresiasi demi menjaga stabilitas pucuk pimpinan saat itu.
Kedua, hal yang mendukung JK adalah sikap politik resmi Golkar saat ini yang mendukung Jokowi pada Pilpres2019. Sebagai orang lama dan mantan petinggi Golkar, JK bisa menumpang arah perahu Golkar tersebut sehingga dukungannya pada Jokowi tampak sangat besar dan berlimpah ruah. Dengan berlindung di perahu Golkar, teman-temannya yang berseberangan dengan Jokowi tidak bisa membantah karena sebagai orang Golkar wajib hukumnya mengamankan kebijakan partai. Hukum ini berlaku universal di semua partai. Jadi dengan mendukung Jokowi  bisa menjadi legitimate sikap atau  bentuk permisif  di antara kawan dan lawan politik.
Ketiga, sebagai bentuk penghomatan pada partai Golkar yang pernah membesarkan  dan dibesarkan JK.  Sebagai orang tua di Golkar, JK balik dihormati dan jadi panutan para yuniornya karena mau menjaga kebijakan Golkar Jaman Now.Â
![sumber gambar : http://www.tribunnews.com/nasional/2014/07/02/akrabnya-jk-bercanda-ria-dengan-cucu](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/03/05/20140702-233456-cawapres-jusuf-kalla-bersama-cucu-5a9d0740caf7db4bf8788712.jpg?t=o&v=555)
Bila JK memberikan dukungan politik pada Jokowi pada Pilpres 2019 merupakan strategi mandi bersih sebelum mengenakan baju pensiun. Â Sehingga badan segar dan baju pun nyaman dipakai.
Secara peraturan dan undang-undang , tak ada yang salah bila  JK melakukan politik Mandi Bersih. Ini hanya soal citra saja yang ingin ditinggalkan di akhir jabatan. Bagaimanapun, JK secara manusiawi ingin dikenang secara harum bila usai pengabdian pada negara dan kembali "mengabdi" dalam keluar yang telah lama tak bisa sepenuhnya dia lakukan. Menikmati masa pensiun dengan wangi, mengenakan baju baru sebagai kakek saat bermain dengan cucu tentu  punya sensasi  berbeda dibanding saat berlumuran intrik politik.Â
Kita boleh berharap JK juga mengisi  masa pensiunnya dengan kembali menulis di Kompasiana, tapi bukan di kanal politik yang riuh melainkan di kanal hiburan dengan menulis artikel humor politik dari pengalaman dan sense of humor yang dia miliki agar pembaca tak diperbudak oleh isu romantika politik yang menegangkan, sambil dia sesekali main game dari aplikasi yang diinstal para cucu nya.
Pak JK, saat jelang pensiun nanti, mendukung capres selain Jokowi itu berat.  Pak  JK tak akan kuat. Biar Fadli  Zon saja.
Aah, pak JK... nikmatnya bermain dengan cucu usai mandi bersih...
-----Â
Peb5/03/2018Â