Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jadi Anggota DPR Itu Berat, Kau Tak Akan Kuat

28 Februari 2018   06:27 Diperbarui: 28 Februari 2018   06:48 1209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu saja pihak DPR sudah tepat, sebagai orang dan lembaga terhormat sangat wajar mereka menjaga kehormatan mereka sendiri dari hinaan pihak lain atau sekelompok kecil orang yang tak bisa melihat orang lain senang dan tenang. Sekelompok kecil orang kritis tersebut tak memiliki jiwa penghormat pada lembaga tinggi DPR. Kelompok itu tidak mau berkaca pada pemain bola, petani, nelayan, buruh, pegawai, pedagang, emak-emak, bandar togel, PSK, dan lain-lain yang hidupnya tenang.

Para anggota DPR yang berjumlah 570an adalah orang pilihan dari 257 juta rakyat Indonesia --sebuah prestasi manusia unggul yang tak semua orang bisa mencapainya. Untuk bisa duduk di kursi DPR sangat sulit dan melewati perjuangan berat. 

Mereka harus blusukan ke tengah masyarakat yang memiliki beragam budaya, paras, tabiat, keinginan status sosial. Mereka mengarungi medan geografis yang sulit dan membahayakan nyawa ---mulai dari kota, desa, kampung hingga dusun di pedalaman yang jauh dari peradaban.

Mereka harus korbankan waktu bersantai dengan keluarga, biaya besar, pikiran dan tenaga yang besar untuk mengumpulkan puluhan ribu hingga ratusan ribu suara agar bisa duduk di DPR. Belum tentu para pengamat politik, LSM, akademisi, aktivis mahasiswa dan kelompok kecil masyarakat reseh lainnya mampu melakukannya.

Jadi, sangat wajar para anggota DPR itu disematkan sebutan "Yang Terhormat". Dan mereka pun sangat wajar 'keukeuh' menjaga kehormatan korps mereka dengan cara membuat UU MD3. Silahkan para anggota DPR terus bekerja dengan tambahan UU MD3 demi ketenangan bekerja untuk perwujudan budaya kalian.

Rakyat awam juga tetap bekerja dan sudah sangat sibuk di bidang masing-masing sehingga tak sempat dan tak perlulah merecoki pekerjaan anggota DPR. Rakyat dan DPR sama-sama ingin tenang membangun diri sendiri, keluarga, dan kerabat terdekat.

Hal penting yang harus diingat para kelompok kecil masyarakat tukang kritik, tukang reseh atau tukang ngerecoki keberadaan DPR ; "Jadi anggota DPR itu berat, kau tak akan kuat. Biar politikus lihay saja".

Aaaw! nikmatnya menjaga kehormatan dan indahnya berbagi diam di negeri ini.....

------

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun