Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Gue Partai Kerokanisme Zaman Now!"

26 November 2017   05:32 Diperbarui: 26 November 2017   13:16 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberlanjutan cara pengobatan kerokan tergantung cara pandang dan kemauan generasi Zaman Now menjadikan kerokan sebagai bagian dari "gaya hidup' mereka menghadapi sakit ringan seperti masuk angin. Dalam diri mereka arus ada pemahaman  "DikitDikitJanganMinumObat". Untuk hal tersebut  sosialisasi kerokan harus lebih digalakkaan, disertai penjelasan medis-logis sehingga bisa diterima dalam rasionalitas mereka.

Hasil penelitian ilmiah tentang kerokan oleh Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo---seorang dokter dan ilmuwan perlu diapresiasi, dikembangkan, disosialisasikan  ke ranah populis agar bisa dipahami masyarakat khususnya generasi 'Zaman Now'. Beberapa point hasil penelitiannya dapat dipahami secara mudah, yakni ;

Pertama : Kerokan tidak merusak kulit. Tidak menyebabkan pembuluh darah rusak/pecah melainkan hanya melebar. Kerokan justru membuat aliran darah lancar dan pasokan oksigen dalam darah bertambah. Kulit ari juga terlepas seperti halnya saat luluran. Hal  ini menepis anggapan umum bahwa kerokan dapat merusak kulit.

Kedua :  Kerokan mampu memicu produksi endorfin pada tubuh sehingga dapat membuat orang yang dikerok merasa nyaman, membuat tubuh segar dan secara psikologis jadi bersemangat.

Ketiga : Kerokan mampu menurunkan tekanan darah, membuat nyeri otot berkurang, mengatur sekresi asam lambung, suhu tubuh, dan memengaruhi kerja sejumlah hormon karena menurunnya kadar Prostaglandin oleh kerokan.

Keempat :  Secara sosial budaya, kerokan bisa mempererat relasi dengan orang-orang terdekat seperti keluarga, teman dan kerabat. Tentunya hal ini sesuatu yang positif dalam budaya kekeluargaan Indonesia yang khas

BalsemLang dan Kerokan sebagai Gaya Hidup

Hampir tidak ada generasi 'Zaman Now' yang tidak memiliki smartphone. Mereka sangat dekat aktivitas dunia medsos dan interaksi di grup-grup komunitas sebagai bagian dari life style (gaya hidup). Hal tersebut menjadikan mereka berpotensi sebagai penggerak trend setter dunia masa kini. Dari sinilah 'Kampanye  Kerokan' bisa dilakukan secara masif dan populis.

Beruntunglang sekarang ada Balsem Lang, sebuah produk farmasi modern yang dibuat PT Eagle Indo Pharma. Balsem Lang merupakan suatu bukti nyata kepedulian PT Eagle Indo Farma pada keberlanjutan budaya pengobatan tradisional. Balsem Lang jadi penanda bahwa Kerokan kini bukanlah 'kampungan' atau 'ndeso'.

sumber gambar : instagram balsem lang
sumber gambar : instagram balsem lang
Balsem Lang sebagai produk modern menjadi teman setia kerokan yang sangat praktris dan mujarab. Balsem Lang mudah dibawa kemana-mana, misalnya didalam saku, tas sekolah/kuliah/kerja, saat bepergian kemanapun. Selain itu desain kemasan Balsem Lang yang kekinian tidak malu-maluin saat dibawa. Dengan demikian para pengguna khususnya generasi Zaman Now tak perlu minder dan tak repot mencari minyak kelapa, bawang atau jahe hanya untuk kerokan karena segala khasiatnya sudah ada dalam Balsem Lang.

Pembuatan Balsem Lang untuk kerokan telah melalui hasil penelitian medis dan peralatan modern. Hasilnya memudahkan kerokan dan tanpa efek samping. Prinsip kerokan yang murah, mudah dan manjur tetap berlaku pada Balsem Lang. Harga Balsem Lang terjangkau kantong, mudah didapatkan dimanapun, dan khasiatnya terasa lebih daripada bahan-bahan tradisional sebelumnya karena kandungan Balsem Lang sudah diatur untuk pencapaian khasiat maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun