Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dapatkan Referensi dan Suasana Rekreatif dalam "RideSharing"

12 November 2017   17:38 Diperbarui: 18 November 2017   11:30 12218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : tribunnews.com

sumber gambar : ilmusipil.com
sumber gambar : ilmusipil.com
Bila merujuk pada pemikiran umum bahwa daya kapasitas jalan lebih kecil dari jumlah kendaraan yang ada atau kendaraan pribadi cenderung bertambah sementara jalan tidak mampu mendukung jumlah kendaraan di suatu jalan tertentu pada waktu bersamaan maka tak heran kemacetan jadi sebuah keniscayaan. Kapasitas jalan tak sebanding dengan jumlah kendaraan pribadi hanya sebagian dari penyebab kemacetan. Pada kondisi itu, ada faktor lain yang bisa terjadi bersamaan dan menambah potensi kemacetan semakin besar, misalnya : penggunaan badan jalan oleh PKL dan parkir liar, jalan rusak sehingga mempengaruhi kecepatan laju kendaraan, terjadi kecelakaan di suatu titik jalan, trafik manajemen atau manajemen lalulintas yang buruk, sarana pengatur lalu lintas tidak berfungsi dengan baik, bus umum atau angkot  berhenti seenaknya, terjadi demonstrasi, adanya perbaikan jalan dan jaringan,  dan lain-lainnya (sumber:  ilmusipil.com).

Apa yang digambarkan dalam video UBER Boxes Sunrisesangat jelas dan tepat dengan uraian diatas. Video itu menyajikan gambaran setiap orang menggunakan kendaraan pribadi mini yang ukurannya lebih kecil dari mobil pribadi pada umumnya. Dengan mobil mini saja sudah begitu banyak ruang publik terbuang percuma apalagi bila dipenuhi jenis kendaran pribadi masa kini yang ukurannya lebih besar ditambah  adanya ulah tidak tertib setiap orang berkendaraan pribadi beserta beragam faktor kemacetan yang muncul. Selain itu faktor tempat/ruang parkir semakin terbatas tak mampu mendukung jumlah kendaraan semakin banyak. Dari semua itu yang terciptan dan terlihat adalah kehidupan jalanan kota yang sangat menyebalkan, tidak manusiawi, dan mengerikan.

Konteks Video UBER Boxes Sunrise memperlihatkan sebuah kekacauan di ruang publik kota khususnya jalanan umum--yang notabene merupakan desain jalan dan superblok modern-- sehingga kondisi kota modern tersebut menjadi tidak berkualitas. Akankah hal tersebut dibiarkan terus terjadi, sementara sejatinya segala sesuatunya bisa direncanakan lebih baik untuk mencegah terjadinya kemacetan atau kekacauan di jalanan?

Konsep RideSharing merupakan salah satu solusi jitu untuk mencegah crowded di jalanan dan ruang publik. Kalau pada era 1990-an konsepnya masih konvensional berupa 'mobil omprengan' kini RideSharing lebih maju dengan penggunaan aplikasi via smartphone. Dengan aplikasi itu, energi bisa lebih dihemat. 

Kalau merujuk pada perbandingan pengalaman teman kantor saya dulu, mereka tak perlu terburu ngacir ke titik berkumpul (car pool) karena takut ditinggalkan, atau terpaksa nginap di kantor karena sudah kadung pulang malam dan ditinggalkan mobil bersama. Dengan aplikasi RideSharing yang mobile maka kendaraanlah yang datang ke titik terdekat pemesannya. Disisi lain, maka RideSharing dengan aplikasi tersebut bisa digunakan pekerja yang memiliki mobil yang ingin sekalian menambah penghasilan. Uang yang didapatkan langsung masuk ke tabungan dibank, tidak dalam bentuk cash yang bisa menggoda dan habis di jalanan.

Konsep RideSharing dengan aplikasi mobile menempatkan setiap orang menjadi orang merdeka ketika sedang membutuhkan moda angkutan. Bukan kebutuhan itu yang menyandera dan menguras energi orang tersebut. Mereka bahkan bisa mendapatkan referensi dan suasana rekreatif dalam RideSharing. Bukankah orang-orang baru yang ditemui dalam RideSharing itu jadi teman baru yang membawa wawasan baru?

Kini saatnya kita tak lagi menjadi aktor kemacetan dan perusak kualitas kota seperti dalam Video UBER Boxes Sunrise.Itu mah bukan ngeri-ngeri sedap, melainkan Ngeriiiii kali, bah! Heu heu heu....

----

Peb12/11/2017

Referensi pendukung :

Soal kemacetan Jakarta duduki peringkat ke-22 di dunia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun