Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tulisan Politik di Dalam Pusaran Pembaca Kritis

16 Oktober 2017   11:17 Diperbarui: 16 Oktober 2017   13:32 2906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : https://assets-a1.kompasiana.com/items/album/2017/04/06/ilustrasi-politik1-58e5d5d6f07a6143095bb8af.jpg

Kenapa perlu selera humor? Kanal politik yang keras butuh sentuhan humanis. Humor dimiliki setiap orang seperti halnya setiap orang punya hak politik. Humor juga merupakan salah satu bagian pembentuk rasa humanis setiap orang. Bagi penulis politik, humor bisa menjadi alat untuk melunakkan pembaca kritis yang memiliki preferensi tertentu yang pikirannya tertutup atau terbelengu pada preferensi tersebut. Dengan pemilihan  humor yang jitu, penulis bisa memasuki dan mengajak si pembaca berpikiran terbuka dari terbelengu tadi sehingga lebih rileks menerima opini tanpa dia sadari. 

Pada dasarnya sebuah artikel atau tulisan politik tetaplah merupakan karya literasi, bukan ring tinju secara fisik. Wujud literasi tersebut "bersifat maya", penikmatnya (pembaca dan penulis) secara mengalir masuk kedalam imajinasi-imajinasi privat. Sebuah wujud yang tadinya hanya milik diri sendiri, kemudian disajikan menjadi milik bersama. Sifat ini tak beda dengan karya literasi kanal lain. Hal ini sangat mendasar dan seringkali dilupakan para penggiat kanal politik, baik pembaca maupun penulis. 

Karya literasi bukanlah ring tinju nyata, melainkan arena imajinasi dan tempat berbagi imajinasi. Jadi, mari kita berbagi imaginasi di kanal politik. 

Kalau tak mau berbagi nanti dianggap nganu. Kalau nganu nanti dimarah ibu guru, lho...heu heu heu...

Salam 

----- 

Peb16/10/2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun