Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kemenangan Setnov dan "Bantuan" Tewasnya Marliem

30 September 2017   11:04 Diperbarui: 30 September 2017   11:50 17654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisa "ya" bila Marliem bisa meyakinkan pengadilan bahwa suara itu asli dengan suatu bukti lanjutan yang secara teknis empiris ditunjukkan di persidangan. Salah satunya adalah kesaksian (suara) aktif dirinya sendiri.  

Bisa "tidak" karena memang bukti rekaman suara (diambil tanpa ijin semua pihak) merupakan sebuah pelanggaran tersendiri. Apalagi Marliem bukanlah aparat hukum yang sedang menjalankan tugas penyelidikan kasusu tersebut. Ingat rekaman papa minta saham, rekaman dianggap tidak sah sebagai alat bukti hukum. 

Antara bisa "Ya" dan "Tidak" (tergantung) andai Marliem masih hidup maka peluang untuk menjadi alat bukti sah sangat besar karena diharapkan ada bukti lanjutan untuk memperkuat rekaman itu sebagai bukti asli. Apalagi Marliem "terlibat" langsung dalam proses kasus E-KTP sebagai penyedia jasa proyek. Dia bukan orang luar. Hal tersebut yang membedakan "besarnya bobot atau  kadar" bukti rekaman E-KTP dibandingkan rekaman "papa minta saham".

Keberuntungan Setnov pada Kematian Marliem

Seandainya Marliem tidak tewas, besar kemungkinan Setnov kalah pra-peradilan. Dan statusnya bisa mengantarkannya pada status terdakwa dan vonis bersalah. Tewasnya Marliem adalah "keberuntungan" Setnov. Dengan kematian Marliem itu maka selamatlah Setnov (untuk kali ini) dari proses hukum.

Seringkali sebuah keberuntungan bisa didapat secara tidak langsung dari kematian tragis orang lain. Itulah hidup.

Salam

------

Pebrianov30/9/2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun