Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mabuk Jokpin-isme untuk Belajar Meramu Diksi

27 September 2017   11:30 Diperbarui: 27 September 2017   12:11 1736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar ; Dokumen pribadi

sumber gambar : kompasiana.com
sumber gambar : kompasiana.com
Apa yang saya hasilkan dari kompetisi itu baru sebatas meramaikan, belajar 'nganu' dari Jokpin. Kalau lah beberapa  puisi pendek sudah bisa saya buat dengan cucuran keringat sebesar biji jagung, namun belum mampu menghasilkan roh puisi. Dan soal menciptakan Roh Puisi/Prosa dari kalimat pendek itu Jokpin lah jagonya. Sulit atau butuh waktu untuk bisa mencapai kemampuan itu. Tapi bukan hal yang mustahil, bukan tidak mustajab atau pun Musmantap kelak bila ditekuni.

Satu hal diluar ke-Fiksi-an, mempelajari olah kata Jokpin mengantarkan saya pada pembelajaran menulis artikel, yakni bagaimana menulis sebuah artikel--bertema apapun-- dengan kalimat efesien dan efektif tanpa menghilangkan bobot informasi dan opini yang kita ingin disampaikan. Dan, membuat pembaca tidak lelah dari awal sampai akhit tulisan. Seringkali saya membaca sejumlah artikel kompasianer memiliki Judul, Tema, dan Sudut pandang menarik namun penyajian kalimatnya kurang tepat, tidak efesien dan efektif, mendayu-dayu, dll yang bikin lelah saat membacanya. Saya perkirakan, artikel saya pun demikian saat dibaca orang lain.

Pre Event Competition Kompasianival kali ini sungguh tepat ketika membawa Jokpin ke arena akbar itu. Bukan semata untuk kemakmuran ilmu para penggiat fiksi, tapi juga bagi para penulis kanal lainnya.

Saya sedang mabuk Jokpin-isme. Saya pun mengajak seluruh pembaca Kompasiana yang Budiman dan Pakdiman untuk mabuk. Sesuai semboyan mabuk saya ; "Jangan kau mabuk sendirian| Ajaklah seantero dunia| Mabuklah dalam suka-cita pergulatan| Namakan dia kebersamaan| Tuhan akan tutup mata pada dosa |

Percayalah sayang...

Selamat siang, dan salam sejahtera untuk saya semua...heu heu heu...

-----

Peb, penyebar faham mabuk tak bersertifikasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun