Informasi yang telah disintesakan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Berdasarkan hasil interpretasi tersebut peneliti dapat mengembangkan berbagai alternatif penjelasan dan menyimpulkan penjelasan mana yang paling masuk akal dan bisa diterima.
Para sejarawan umumnya bekerja dengan dua metode analisis, yakni : pertama, cara Diachronic Analysis (Evolutionary: time, chronological), untuk melihat perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Kedua, cara Synchronic Analysis (Systematic: space, descriptive), untuk melihat peristiwa-peristiwa simultan yang berpengaruh terhadap perubahan yang terjadi pada suatu waktu tertentu. Dengan gabungan kedua metode tersebut, sejarawan berusaha mencari hubungan antara gejala perubahan dengan struktur atau konteks di mana gejala perubahan tersebut terjadi.
Penggunaan terminologi "perubahan" (change) sangat dianjurkan, untuk menghindari bias dari istilah "perkembangan" (development) atau "kemajuan" (progress) yang berkonotasi bahwa kondisi baru selalu lebih baik atau merupakan perbaikan/ peningkatan dari kondisi sebelumnya.
Penjelasan historis minimal harus mampu menjawab beberapa pertanyaan berikut: pertama, Pertanyaan faktual: apa, kapan, di mana, siapa? Kedua, pertanyaan eksplanatif: bagaimana, mengapa, motivasi, gagasan atau kekuatan apa yang melandasinya? Ketiga, pertanyaan estetik: karakteristik visual, pola perkembangan stilistik, dan makna yang terkandung? Keempat, pertanyaan struktural: apa inti atau hakekat dari kehadirannya dalam komunitas atau masyarakat terkait? Kelima pertanyaan kontekstual: situasi dan kondisi bagaimana telah memungkinkan atau mendukung hal tersebut terjadi?
Riset Kesejarahan G30S/PKI bagi Kita
Riset historis membuka wawasan dan menumbuhkan kesadaran historis, sehingga manusia dapat berintrospeksi diri melalui pengalaman masa lampau, baik yang berupa kegagalan maupun keberhasilan. Dengan begitu kita mengenali situasi di masa lampau dan menarik maknanya bagi kepentingan masa kini. Interpretasi yang berlandas pada riset historis dengan demikian dapat membantu merumuskan tindakan yang relevan bagi penyelesaian masalah yang dihadapi masa kini.
Demikianlah sekilas pemahaman riset historis untuk menambah wawasan. Semoga pembaca tidak capek membacanya. Kalau capek jangan minum pil PCC, ya....karena kita tak ingin jadi "bangsa Zombie", heu heu heu. Siapa tau tulisan ini bisa dipakai publik dan pembaca untuk "mengawal" proses film G30S/PKI versi baru yang kelak akan dibuat pemerintahan Jokowi.
Dan semoga pula tulisan ini dibaca para pembuat film versi baru tersebut untuk dijadikan referensi mereka. Hitung-hitung Kompasiana turut andil didalam pembuatannya. Syukur-syukur sekalian saya dijadikan pemeran utama bersama Raisa. Kalau tidak dengan Raisa saya tidak mau.  Halaaaah gayamuuu, Peb! Pake  tjelanha dulu sonoo.Heu..heu..heu...
--------
PebÂ
21/09/2017