Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Labirin Demokrasi Maya di Ruang Kebebasan Berpendapat

13 September 2017   04:56 Diperbarui: 14 September 2017   14:08 2998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sisi lain hilang rasa hormat pada alat-alat dan simbol negara. Hal itu menjadikan bangsa ini bukan hanya tidak produktif membangun ditengah persaingan dengan negara lain, melainkan juga hancur lebur! Sebuah keniscayaan lain ; kondisi bangsa kita jadi tertawaan bangsa lain, dan diam-diam mereka meraih banyak keuntungan politis-ekonomi atas konflik demokrasi-politik internal negara kita.

sumber gambar : http://2.bp.blogspot.com
sumber gambar : http://2.bp.blogspot.com
Jonru, Asma Dewi, Dodik dan sederet "aktivis media sosial" lainnya yang tersangkut kasus hukum merupakan orang-orang yang tadinya nyaman di labirin demokrasi maya. Dalam benak mereka, kebebasan berpendapat analog dengan maha luasnya dunia maya (media sosial). Mereka tidak sadar atau tidak mau peduli adanya aturan pemerintah. Mereka cenderung lebih mengutamakan eksistensi labirin maya mereka sendiri---yang berpotensi membahayakan eksitensi bangsa dan negara ini.

Konsekuensi logis telah mereka didapatkan, namun tidak pada nikmat kebebasan berselancar di labirin dunia maya, melainkan di labirin dunia nyata : yakni (kemungkinan) sangsi hukum yang berujung di ruang penjara. Ruang itu masih mirip labirin, tapi tak ada kebebasan dan kenikmatan.

------

Peb/13/09/2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun